26 Oktober 2008
Kalopun taksinya dateng, 2 jam kemudian baru nyampe rumah gw. Gw udah nyampe Cikampek, itu taksi baru mengonggok di rumah gw!! Hihihi. Nyari taksi di pinggir jalan, susah juga jam segitu. Akhirnya setelah pergumulan batin yang begitu alot, gw pun memutuskan kalo gw..NAIK OJEG aja!!. Ongkosnya lebih mahal dari angkot,tapi lebih murah daripada taksi. Dan masalah kecepatan, ojeg nomer satu dah!!. Jam setengah 8 kurang 5 menit, gw berpamitan kepada ayah dan bunda, anaknya ini hendak berjuang ke Ibukota, doakan aku, ohhh..!!
Gw pun berjalan menuju lokasi perojegan. Udara pagi begitu sejuk membelai tubuhku, burung-burung berkicau, padi menguning.. Mulai ngarang!! Hehehe. Gw pun tiba di pangkalan ojeg. Saking udah biasanya gw pake ojeg di situ, tanpa babibu, tukang ojeg di situ langsung tau kalo gw mau ke Cihampelas, tempat travel langganan gw. Sering juga gw ini mau ke tempat lain, tapi begitu gw nyampe ke tempat ojeg, mereka langsung "nuduh" gw, kata mereka "Ke Cihampelas ya??", hehehe, kayaknya di jidat gw ini udah ketulis "Cihampelas".
Gw pun naiklah ke ojeg yang saat itu dapet giliran buat narik. Rupanya di tempat ojeg itu ada aturan buat antri buat tukang ojeg yang mau narik penumpang. Baru 2 menit jalan, si abang ojeg ini ngajak gw ngobrol.
Abang Ojeg (AO) : Mau ke Jakarta ya Mas?.
Gw : Iya.
AO : Kalo mau naik ojeg, hubungi saya aja, saya tau kok seluk beluk Bandung, kemana juga pasti saya bisa.
Gw : Oh gitu.
Jawaban singkat pertanda gw cuma basa-basi doang.
AO : Ini nomer handphone saya catet aja.
Gw pun mau tak mau nyatet no hp dia. Dan gw kira cuma sampai disitu doang obrolan kami. Eh, setelah itu si abang ojeg itu ngomong lagi..
AO : Coba miskol ke nomer saya..
Waduh, bocah!! Banyak banget sih requestnya!! mau tak mau gw ini pun miskol lah ke nomer dia itu. Beberapa saat kemudian tibalah kami di persimpangan jalan. Eh, dia malah nanya ama gw..
"Cihampelas itu belok kiri ya Mas?", tanyanya ke gw.
"Lurus Bang, lampu merah depan sono baru belok kanan!!", jawab gw.
Gimana si Abang ini, katanya tau banget seluk beluk kota Bandung, tapi Cihampelas aja kagak tau arahnya kemana. Busuk!!
Jam 7.50 gw pun nyampe di travel, tak lupa singgah ke tempat jualan nasi kuning, secara gw ini belum sarapan tadi di rumah. Jam 8.15 mobil travel pun berangkat membawa gw dan penumpang lain menuju Jakarta. Jam 10.30 nanti gw musti ketemu ama kak #$%^ di daerah Roxy. Jam 10.05 mobil travel udah keluar tol Pondok Gede, so far lancar. Eh begitu masuk tol dalam kota merayap, bisa telat nih gw. Akhirnya jam 10.40 gw nyampe di Tomang, tempat pemberhentian travel. Gw telpon kak #$%^ ini buat ngasi tau kalo gw bakal telat, nyampe Roxy jam 11 an. Karena gw takut macet dan lain-lain, daripada naik taksi, gw memutuskan naik ojeg (lagi), biar cepet. Kebetulan di depan jalan travel itu ada seorang tukang ojeg yang sedang mengonggok dengan begitu manisnya.
"Bang, ke Roxy yak!!", seru gw.
"Sip.", jawabnya.
Setelah deal harga, gw pun naik ke ojeg.
Baru 30 detik perjalanan kami, telpon si abang ojeg ini bunyi. Kurang lebih omongan dia seperti ini..
"Oh,iya Bu. Sekarang ya? Hmm, tempat biasa kan? Saya jemput segera Bu!!",rentetnya.
Setelah itu si abang ojeg inipun membelokkan motornya dan berhenti di pangkalan ojeg dekat situ. Gw disuruh turun dan membuka helm gw. Gw bingung. Trus dia ngomong ke gw..
"Mas, naik ojeg yang itu aja ya!!",katanya.
Trus dia menyerahterimakan gw ke temannya sesama tukang ojeg.
"Mau kemane lo??", tanya temennya ini ke si abang tukang ojeg yang mencampakkan gw dengan begitu sadis itu. Lebih sadis dari lagunya Afghan.
"Gw barusan ditelpon, ngedadak disuruh jemput ama langganan gw!!", jawabnya.
Ya ampun Tuhan, sampai segitunya ya. Baru tadi pagi gw ini ditawarin berlangganan ojeg, sampai "dipaksa" bertukar nomer handphone, eh..siang ini gw kena dampak dari tukang ojeg yang udah punya langganan,hihihi. Ternyata bukan cuma cewek dan cowok aja yang panggilan, tukang ojeg juga sekarang ada yang panggilan,hehehe. Kalo seleb luar negri pada punya Private Jet, I'm thinking of having my own Private Ojeg.. Tarik baaang..
Label: Funny Experience
21 Oktober 2008
“Sudah, kamu kerja saja yang betul, tidak usahlah kamu ikut-ikut audisi kayak gitu!!”.
Aku tahu kalau maksud mereka baik. Mereka sepertinya sudah bosan melihat perjuanganku yang selalu gagal dalam audisi-audisi sebelumnya. Paling bagus aku hanya masuk 50 Besar
Pagi yang cerah, sisa-sisa hujan kemarin menyisakan kesegaran di awal hari itu. Jam masih berkutat di pukul 8 pagi. “Masih banyak waktu.”,pikirku. Hari itu kebetulan aku mendapatkan jatah libur dari Rumah Sakit tempatku bekerja. Judging Room akan dimulai pukul 10 pagi, aku mendapat jadwal audisi jam 2 sore, namun aku diharuskan tiba di SABUGA jam 1 siang. Sambil menunggu waktu, aku mempersiapkan “perlengkapan perang”ku nanti,hehehe. Seperti biasa black postman bag berisi handuk kecil dan sabun muka (aku tak mau mukaku tampak berminyak di depan juri-juri nanti), dua buah roti dan sebotol teh kemasan yang aku beli dari supermarket. Untuk pakaian aku akan memakai jeans warna khaki, kemeja kotak-kotak lengan panjang yang ditumpuk dengan t-shirt putih bergambar pria kembar berkacamata, tidak lupa sepatu keds warna coklat muda yang akan menyempurnakan penampilanku di saat audisi nanti.
Sudah pukul 11.30, saatnya aku mandi dan bersiap-siap. Jam 12.30 nanti aku akan berangkat. Perjalanan ke SABUGA paling memakan waktu 30 menit dari rumahku, apalagi hari itu adalah hari Jumat, jalanan relatif lengang. Mandi, makan, akupun pergi. Tidak lupa pamit untuk “main ke rumah temen” kepada orangtuaku, karena mereka tahu kalau hari itu aku sedang libur. Siang itu sangat cerah, secerah hatiku yang amat bersemangat saat itu. Pukul 1 siang aku telah sampai di SABUGA. Aku langsung mendatangi meja registrasi yang telah dipenuhi antrean para peserta yang lolos hari-hari kemarin. Disana aku bertemu dengan beberapa temanku yang sudah “langganan” audisi sepertiku. Selagi mengantre tiba-tiba Atta, presenter Indonesian Idol, mendatangi kami. Oh my God, that fames Atta ada di hadapanku, dan aku cuma bisa terpaku tanda ketakpercayaanku akan apa yang aku lihat saat itu. Atta melihat keterpakuanku padanya dan dia tersenyum sambil berkata “Hi” padaku, akupun membalas sapaannya.Senangnya!!.
Rupanya audisi yang dijadwalkan dimulai pukul 10 pagi tadi belum dimulai juga karena alasan yang aku tidak tahu pasti. “Wah, peserta yang jadwal audisinya jam 10 pagi aja belum diaudisi, apalagi aku yang dijadwalkan audisi jam 2 sore?. Kayaknya aku bisa audisi malam hari nih!!”, pikirku. Tapi tak apalah, untungnya aku libur hari ini, tak ada yang aku kejar harus aku lakukan selain audisi ini. Dari hasil ngobrol-ngobrol dengan peserta lain, aku baru tahu kalau dari sekitar 7000 peserta yang mengikuti audisi Indonesian Idol di Bandung, hanya 150 peserta saja yang berhasil lolos ke babak Judging Room ini. Wah, berarti aku hebat juga ya!! Hehehe,mulai sombong. 150 peserta itu juga dibagi menjadi 2 kelompok, 75 orang yang mengikuti Judging Room hari, 75 orang sisanya esok hari. Aku termasuk 5 peserta terakhir yang akan diaudisi hari itu. Waktu masih lama, aku habiskan waktu dengan bersenda gurau, bernyanyi, pipis berulang kali ke toilet,hehehe. Peserta lain juga banyak yang menunggu waktu audisi mereka dengan bernyanyi-nyanyi di holding room tempat kami menunggu giliran audisi. Wah..suara mereka bagus-bagus!! Dengar punya dengar, katanya ada yang Juara Bintang Radio&Televisi lah, Juara Festival ini lah, Festival itu lah, tak heran kalau mereka bisa sampai pada tahapan ini.
Jam 3 sore babak Judging Room pun dimulai. 5 peserta pertama dipanggil oleh panitia dengan menyebutkan nomor peserta mereka. Mereka mendapatkan applaus yang begitu meriah, karena dianggap peserta yang akan “memperawani” ruang “penyiksaan” itu,hehehe.
“Ayo, bersemangat!!”, kata seorang peserta yang sedang menunggu.
“Chaiyo!!”, timpal peserta yang lain.
Sementara yang lain entah bercanda atau memang percaya dirinya berlebihan berkata “Sampai jumpa di
Hahaha, kalimat “Sampai Jumpa di Jakarta” adalah “kalimat sakti” yang paling ditunggu oleh setiap peserta yang lolos babak Judging Room ini, karena itu artinya mereka berhak masuk babak Eliminasi yang berisikan 100 besar peserta dengan suara dan performa yang teramat sangat prima. “Piuuhh!! It’s gonna be tough.”,pikirku saat itu.
Satu persatu peserta pun dipanggil dan masuk ke Judging Room. Dari panitia kami bisa tahu peserta nomor berapa saja yang berhasil atau gagal di babak Judging Room ini. Sudah hampir setengah peserta dipanggil ke dalam, namun baru sedikit sekali yang berhasil lolos ke babak berikutnya. Saat itu sudah pukul 5 sore, sudah sekitar 40 peserta yang diaudisi, namun baru 7 orang saja yang lolos. “Ya, Tuhan, apa yang terjadi di dalam
Judging Room sempat terhenti karena Sholat Maghrib dan Isya. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam. Tinggal kelompokku, 5 orang terakhir yang akan memasuki Judging Room. Kami pun dibawa oleh seorang panitia dari holding room menuju ruang tunggu Judging Room. Urutannya adalah peserta laki-laki,kita sebut saja si A, kemudian Firman (sekarang menjadi vokalis The Fly), Aku, seorang peserta wanita,kita sebut saja si B, kemudian Queen (masuk babak Workshop Idol 2). Iseng-iseng aku bertanya pada salah satu panitia sudah berapa peserta yang lolos sampai saat itu, “8 orang”, katanya. Itu berarti dari 70 peserta yang sudah diaudisi hanya 8 orang saja yang lolos. Tapi aku sungguh tak peduli. Aku justru semakin terpacu untuk memberikan kemampuan bernyanyiku yang terbaik. Lolos atau tidak, aku sungguh tak lagi peduli. Biarkan Tuhan yang menentukan. Lagi pula bukankah aku sendiri yang bilang kalau bisa bertemu dengan 4 orang juri itu saja aku sudah senang dan bersyukur. Jadi apa lagi yang aku harapkan lebih? Dalam hitungan menit saja aku akan segera berhadapan dengan mereka. Beragam rasa bergejolak menjadi satu dalam diriku. Aku tak mau begini. Aku mengambil waktu untuk berdiam, aku tundukkan kepalaku dan aku berdoa mohon ketenangan kepada Tuhan. Aku katakan “Tuhan, ini adalah waktuMu. Biarlah Kau yang bernyanyi..aku mau belajar untuk tidak mengandalkan kekuatanku sendiri. Mari Kau yang sertai aku. Amin”. Legaaaaa..rasanya..
Si A pun masuk kedalam. Sayup-sayup suaranya terdengar ke luar, masih aku ingat, saat itu ia menyanyikan lagu berjudul “Mandy” yang pernah dipopulerkan oleh Westlife. Atta dan kameramen telah bersiap di depan pintu untuk menanyai si A tentang hasil audisinya barusan. Tak lama kemudian ia pun keluar dengan langkah gontai,
“Saya ga lolos. Mungkin belum saatnya.”, katanya dengan suara yang lemah.
“Tahun depan kalau ada kesempatan kamu harus coba lagi, semangat!!, timpal Atta menyemangati si A. Sedih juga rasanya melihat kejadian yang baru saja berlangsung di depan mataku itu.
Kemudian Firman masuk. Sebetulnya aku agak-agak kurang suka dengan gayanya Firman saat itu, body language-nya masuk kategori “ngehe”,hehehe, ditambah dengan kacamata hitamnya yang tak pernah lepas dari tadi siang. Suaranya sih bagus, sangat berkarakter, serak-serak basah seperti Rod Steward. Tapi ya sudahlah, aku tak mau pikiran ini menghancurkan konsentrasiku. Tak lama kemudian Firman keluar. Atta dan kameramen bersiap di depan pintu.
“LOLOS!!”, katanya setengah berteriak sambil menunjukkan Golden Ticket bertuliskan nomer persertanya, pertanda ia berhak maju ke babak berikutnya di
“Selamat malam.”, aku langsung menyapa keempat juri itu. Aku ingin memberikan kesan santai dan ramah kepada mereka. Padahal jantungku dag dig dug tak karuan. Tak lupa seberkas senyum aku pasangkan diwajahku ini.
“Selamat malam, nomor 1283..nama kamu Ronald ya?”, Tanya Mbak Titi DJ.
Ya Tuhan, seorang Titi DJ bertanya padaku.hehehe..norak ya aku??
“Iya Mbak.”, jawabku. Berusaha terdengar tetap santai.
“Kamu mau bawain lagu apa?”, Tanya Mas Indra Lesmana.
Ya Tuhan, sekarang giliran seorang Indra Lesmana yang menanyaiku,hehehe,kembali norak.
“Saya akan bawain lagunya Babyface, Exhale.”,jawabku.
“Exhale??”, Tanya Mbak Titi menyiratkan keraguan.
“Iya.”, sambungku. Aku mengerti keraguan Mbak Titi, lagu ini memang cukup sulit untuk dinyanyikan. Maka aku pun kembali bernyanyi..
Everyone falls, in love sometimes
Sometimes it's wrong, and sometimes it's right
For every win, someone must fail
But there comes a point when...
When we exhale, yeah yeah
Say, shoop, shoop, shoop...
All you gotta do is say shoop, shoop, shoop...
My Lord now, shoop, shoop...
Sometimes you laugh, sometimes you cry
Life never tells us, the whens and whys
When you've got friends, to wish you well
You'll find a point when, you will exhale
Yeah, yeah
Say, shoop, shoop, shoop..
Say shoobedoo...
Oh, hearts are often broken
When there are words unspoken
In your soul there's, answers to your prayers
If you're searching for, a place you know
A familiar face, somewhere to go
You should look inside your soul
And you're half way there…
“Udah .”, aku memecah keheningan.
“Oh,udah. Wow..sungguh suatu akrobatik tekhnik vocal!! Saya suka.”, rentet Mbak titi.
“Hah?? Bener nih yang aku baru saja dengar?? Titi DJ menyukai suaraku!!”, jeritku dalam hati.
Lalu giliran Mas Yovie Widianto, yang ternyata di Indonesian Idol 2 ini menggantikan posisi Dimas Djay sebagai juri, berkomentar..
“Secara vocal saya suka, suaranya memenuhi kriteria yang kita cari”, kata Mas Yovie.
“Waduh, udah 2 juri nih yang suka suaraku!!”, jeritku lagi dalam hati.
“Kalau menurut lo gimana Meuthia??”, Tanya Mas Indra pada Mbak Meuthia Kasim.
“Saya bingung kamu nyanyi apaan?? Kalo nyanyi jangan terlalu banyak dekorasi deh!!”, rentet Mbak Meuthia.
Juri yang lain dan para crew yang ada di ruangan itu tertawa mendengar komentar Mbak Meuthia Kasim. Dekorasi!! Maksudnya improvisasi. Padahal aku tak berimprovisasi sendiri, aku hanya menyanyikan melodi yang Babyface nyanyikan, memang penuh nada-nada yang naik turun, tinggi rendah dan “keriting” disana-sini,hehehe.
“Atau mungkin harus pake musik ya biar aku ngerti lagunya??, sambung Mbak Meuthia.
Tiba-tiba handphone Mas Yovie berbunyi. Sambil mengangkat handphonenya, Mas Yovie berkata, “Iya, kayaknya harus pake musik, buktinya handphone gw bunyi,hehehe.”
“Kalo gw sih suka, apalagi falsettonya bagus.”, kata Mas Indra.
“Yippiiieee..3 orang juri suka suaraku, berarti aku lolos dong??” teriakku dalam hati. Tapi aku tak berani menyimpulkan sendiri sebelum Mas Indra sebagai Ketua Dewan Juri mengatakan “kalimat sakti” itu secara langsung padaku.
“Iya, perpindahan antara suara asli ke falsettonya mulus banget!!
“
“Jadi gimana nih Thi??”, Tanya Mas Indra pada Mbak Meuthia.
“Suaranya sih OK, tapi gw kayak kurang ngeliat adanya factor X di dia!!”,jawab Mbak Meuthia.
“Waduh..sepertinya langkahku akan terjegal oleh komentar Mbak Meuthia nih.”, batinku.
Tapi kemudian Mbak Meuthia melanjutkan omongannya..
“Ya udah, gini aja, coba kamu yakinkan saya, kamu nyanyi lagu
Aku pun menyanyikan lagu Harvey Malaiholo..
Biarkanlah mereka yang takkan mengerti tentang cinta kita
Ku tak akan berhenti mencintai dirimu kasih agar kau mengerti
‘Tuk terakhir ku mohon engkau mengerti..
“OK deh!!”,Mbak Meuthia memecah kesunyian.
“Apa??”,kataku dalam hati seolah tak percaya kalau Mbak Meuthia yang terkenal dengan komentarnya yang “silet” itu akhirnya luluh juga dengan suaraku,hehehe.
Baiklah, ini saat yang aku nanti-nanti..Mas Indra bersiap akan mengatakan sesuatu..
“Ok Ronald, kita semua suka ama suara kamu.. Kamu lolos ke babak Eliminasi. Sampai jumpa di
“Saya lolos Mas, Mbak?”,tanyaku benar-benar tak percaya.
“Iya!!”, jawab Mas Indra Lesmana.
“Wah..terima kasih. Selamat malam semuanya!!”, aku menutup penjurianku malam itu dengan berusaha tetap bersikap ramah.
Ingin rasanya aku berteriak dan berlari meluapkan kegembiraanku. Namun sebelum keluar dari ruangan itu aku masih harus mengambil Golden Ticket yang masih ditulis oleh panitia yang bertugas. Setelah selesai, akupun memegang Golden Ticket itu, namun aku sembunyikan di punggungku. Aku berencana “membohongi” teman-teman gerejaku yang berada diluar bersama Atta dengan mengatakan kalau aku gagal. Aku pun memasang muka sedih,aku membuka pintu dan..
“Horeeee…Ronald selamat ya!!, teman-temanku dan para crew bertepuk tangan menyambut keberhasilanku.
“Lho kok kalian tahu sih? Gw
“Yee, kita
“Hehehe, selamat ya Ronald. Gimana sekarang perasaannya?”, rentet Atta diiringi kameramen yang merekam wawancara kami. Aku pun dibawa ke Video Booth untuk diwawancara sebentar. Setelah itu aku diantar oleh seorang panitia ke lantai atas untuk melakukan registrasi ulang dan briefing tentang segala sesuatu hal untuk kepentingan babak eliminasi di
Kamipun berpisah, pulang ke rumah kami masing-masing. Aku tak sabar ingin segera tiba di rumah dan memberitahukan kabar gembira ini pada orang tuaku.
“Pak sopir cepetan dong..ngetem mulu dari tadi!!"
|..hanya bahagia..|
Label: indonesian idol
19 Oktober 2008
081*********
Ok
Calling
Tut..tut..tut..
(Pick it up, pick it up)
Tut..tut..tut..
(Pick it up please)
Tut..tut..
(I miss u baby!! Just pick up the phone for couple of seconds please)
Tut..tut..
(For godsake.. I just wanna hear your voice huney)
Tut..tut..tut..
(Oh God, please..)
Tut.. DROP..
(Hiks..)
End of call
Redial ??
Yes !!
Tut...
Label: Poem
18 Oktober 2008
Tadi sore gw ketemuan ama Dina, temen kuliah gw dulu. Udah lama banget kami ga ketemu, tadi pagi Dina SMS gw ngajak ketemuan, pengen ngobrol-ngobrol katanya. Maka bertemulah kami ini jam 2 siang di salah satu cafe yang ada di mall di daerah pasir kaliki. Ngobrol sana-sini ga kerasa udah jam 6 sore. Sambil jalan pulang kami keliling di mall, dia mau beli sesuatu di Body Shop. Waktu lagi liat-liat, tiba-tiba ada bunyi tanda SMS masuk ke handphone gw, ternyata dari temen gw si Raslina (bukan nama sebenarnya), orang Jakarta,isi SMSnya kayak gini..
"Ron, dari BTC ke Villa Istana Bunga Blok I, Jln Kolonel Masturi KM 9, Cisarua Lembang, jauh ga? Berapa lama perjalanan? Di BTC yang jual voucher pulsa dimananya ya? Thx."
Lengkap amat alamatnya Mbak,mau ngirim paket ya? Hihihi. Trus gw tanya ke si Dina, kira-kira berapa lama waktu perjalanan dari BTC ke Villa Istana Bunga. Dina bilang kalau lancar sih palingan 1 jam. Trus gw bales lah SMS si Raslina ini.
"Kalo lancar sih 1 jam-an. Jual voucher di BTC? Meneketehe!! Hihihi.."
Ga lama kemudian handphone gw bunyi lagi, pertanda ada SMS masuk, ternyata dari si Raslina lagi..
"Ronald please!! Pulsa adekku sekarat nih. Kita kan jarang ke Bandung, jadi ga tau apa-apa nih!! Sombong banget sih lu!!"
Gw terhenyak, pengen ketawa iya, heran juga iya!! Gw sombong dari sisi mananya ya? Apa karena gw bilang "Meneketehe??". Tapi daripada missunderstanding gw bales lah SMS si raslina ini, gw tulis..
"Bukannya sombong, emang gw kagak tau yang jualan pulsa di BTC di sebelah mananya. Tanya bagian informasi aja Raslina."
Logikanya adalah, dia sedang berada di BTC, which is kalo mau nanya apapun ya tinggal nanya ke bagian informasi, satpam atau siapa kek orang-orang yang ada di situ!! Pake SMS ke gw segala? Sungguh tidak efektif ditinjau dari sudut efisien dan produktivitas waktu, halah!! Kan gw ini ga pernah kerja di BTC, mana gw tau tempat jualan apa posisinya dimana? Stress lo ah!! Untunglah ya dia kagak SMS gw kayak gini..
Raslina : "Ron, kalo toilet di BTC dimananya ya?" Gw : "Meneketehe, kagak tau gw!!"
Trus dia bales lagi..
Raslina : "Please Ron!! Adekku udah mau boker banget!! E'eknya udah diujung, disenggol dikit aja pasti keluar. Kita kan jarang ke Bandung, jadi ga tau apa-apa nih!! Sombong banget sih lu!!"
Huahahahahahaha.. Dina yang gw ceritain tentang kisah SMS ini ngakak. Apa jangan-jangan si Raslina nyangkanya gw pernah kerja di bagian nformasi BTC kali ya? Ih.. Meneketehe..
Label: Funny Experience
14 Oktober 2008
Keesokan harinya aku bekerja seperti biasa. Malam hari aku mendapat kabar dari beberapa temanku yang ternyata pada hari itu lolos audisi menuju tahapan Judging Room.
Hari kamis pagi aku bekerja kembali. Saat itu aku kebagian bekerja di bagian Unit Gawat Darurat. Baju untuk audisi, sepatu dan semua “perlengkapan perang” telah aku bawa dalam postman bagku. Aku bekerja mulai pukul 7 Pagi, aku berganti shift pukul 1 siang dengan teman kerjaku, namun aku baru boleh pulang pukul setengah 3 sore. Hari itu aku memang sudah mempunyai rencana “nakal”,hehehe, untungnya teman kerjaku bisa diajak bekerjasama. Setelah berganti shift pukul 1 siang, aku langsung berganti pakaian untuk pergi audisi. Aku menitipkan pesan kepada temanku, seandainya Boss kami menanyakan keberadaanku, katakan saja tidak tahu. Aku memang nakal saat itu,hehehe, tapi bagaimana lagi, aku harus memburu waktu, audisi hari terakhir hanya dibatasi sampai pukul 3 sore saja. Beruntung hari itu aku bekerja di bagian administrasi UGD, yang memungkinkan aku untuk “kabur” tanpa harus melewati ruangan-ruangan bagian keuangan dimana teman-temanku bekerja dan berkumpul.
Perjalanan dari Rumah Sakit ke tempat audisi di Sasana Budaya Ganesha (SABUGA) memakan waktu kurang lebih 45 menit. Saat itu cuaca sangat mendung, tampaknya akan turun hujan. Betul saja, ditengah perjalanan hujanpun turun. Waduh!! Bagaimana ini, mana bisa aku audisi kalau aku kehujanan dan bajuku basah?? Apakah ini pertanda buruk?? Apakah Tuhan tidak mengizinkan aku untuk mengikuti audisi hari ini?? Aku cuma bisa pasrah. Aku biarkan saja diriku terus melaju dalam angkutan
Turun dari angkutan
“Ronald!!”, teriak orang itu. Aku menoleh. Rupanya Sarah, dia sedang duduk bersama kenalannya yang bekerja di RCTI kemarin.
“Hai Sarah, gimana audisinya. Lolos??”, tanyaku.
“Nggak, tapi gw jadi cadangan seandainya ada peserta yang didiskualifikasi dari babak Judging Room”, balas Sarah.
“Oh gitu, ya udah, gw masuk ke dalem dulu ya, udah sepi kelihatannya, takut keburu ditutup audisinya”, rentetku.
“Ok deh Nald, Good Luck ya..”, harap Sarah.
“Sip, thanks ya Sar!!”, jawabku sambil berjalan menuju meja registrasi.
Aku pun berjalan sambil setengah berlari.
“Audisinya belum ditutup
“Belum, sebentar lagi.”, jawab Mbak itu.
Setelah melakukan pendaftaran ulang, akupun di pasangi stiker yang ditempelkan didadaku bertuliskan nomor 1283, nomor perserta audisiku saat itu. Aku pun memasuki ruang tunggu SABUGA yang cukup besar. Saat itu paling tersisa 100 orang peserta yang akan diaudisi. Seperti biasa, panitia membagi-bagi kami menjadi kelompok yang terdiri dari 5 orang perkelompok. Aku duduk berjejer bersama peserta lain dalam kelompokku. Mengikuti alur yang ditentukan oleh panitia. Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa sebentar lagi giliran kelompokku yang harus memasuki ruang audisi.
Alurnya seperti ini : Tiap peserta masuk satu persatu ke dalam ruang audisi, bila seorang peserta telah selesai diaudisi di dalam, kemudian dia harus menunggu di luar sampai semua peserta lain di kelompoknya selesai diaudisi. Bila telah selesai diaudisi maka kami berlima bersama-sama menuju ruang pengumuman untuk mengetahui siapakah yang berhak melanjutkan ke babak Judging Room. Dari 5 orang peserta kelompokku, aku adalah peserta keempat.
Peserta pertama masuk, audisi, keluar.
Peserta kedua masuk, audisi, keluar.
Peserta ketiga masuk, audisi, keluar.
Sebagai peserta keempat akupun masuk..
“Langsung aja ya nyanyi, langsung bagian Reffnya”, ucap salah seorang juri berambut gondrong.
“Lagu cepet atau lambat??”, tanyaku.
“Bebas”, jawab juri lain yang berperawakan tambun.
Akupun langsung bernyanyi, kunyanyikan lagu “Exhale”nya Babyface yang telah aku nyanyikan di hari pertama audisi. Entah mengapa aku kembali membawakan lagu itu, padahal aku telah gagal di hari pertama ketika menyanyikan lagu itu.
Akupun bernyanyi..
Everyone falls, in love sometimes
Sometimes it's wrong, and sometimes it's right
For every win, someone must fail
But there comes a point when...
When we exhale, yeah yeah
Say, shoop, shoop, shoop...
All you gotta do is say shoop, shoop, shoop...
My Lord now, shoop, shoop...
Sometimes you laugh, sometimes you cry
Life never tells us, the whens and whys
When you've got friends, to wish you well
You'll find a point when, you will exhale
Yeah, yeah
Say, shoop, shoop, shoop..
Say shoobedoo...
Peserta kelima masuk, namun kemudian dia langsung keluar lagi dalam hitungan detik. “Cepat banget dia audisi?”,batinku.
Namun kemudian terdengar teriakan perintah dari dalam, “Peserta keempat, nomor 1283, suruh masuk lagi”, suara dari dalam.
“Itu aku!!, ada apa gerangan?”, pikirku tak karuan. Akupun masuk kembali ke dalam ruangan audisi.
“Coba bawain lagunya Glenn Fredly, bebas yang mana aja!!”, suruh si juri gondrong tadi.
Akupun menyanyikan “Sekali Ini Saja”..
Tuhan bila masih kuberi kesempatan,
Izinkan aku ntuk mencintainya.. Bla..bla..bla..
Giliran peserta kelima masuk, audisi, keluar.
Setelah itu kami berlimapun berjalan bersama dengan dibimbing oleh seorang panitia menuju ruang pengumuman. Kami pun duduk, 5 menit menunggu serasa 1 jam. Mungkin karena rasa tegang yang menguasai hatiku saat itu. Seorang panitia, wanita, memasuki ruangan pengumuman sambil membawa secarik kertas. Tebakanku kertas itu bertuliskan nomor-nomor peserta yang lolos ke babak berikutnya. Dia pun berbicara..
“Kami dari segenap Crew Indonesian Idol mengucapkan terimakasih kepada kalian semua yang telah berpartisipasi dalam audisi Indonesian Idol. Bila saat ini belum lolos, masih banyak kesempatan di depan. Nomor peserta 1283 harap berdiri”, rentet Mbak itu. Aku pun berdiri.
Sambung Mbak itu, “Buat yang lain yang tidak disebutkan nomornya, maaf kalian belum bisa untuk melanjutkan ke tahap audisi berikutnya, terimakasih”.
“Apaaaaa??!! Benarkah ini?? Aku harap ini bukan mimpi!!”, batinku. Aku mendatangi Mbak yang membacakan pengumuman tadi, aku menyalaminya sambil menunduk-nunduk, cukup norak memang,hehehe. Tapi barangkali itulah ekspresi kegembiraanku saat itu. Mbak itu tersenyum sambil mengingatkanku untuk tidak overexcited, karena tahapan audisi masih panjang, masih perlu banyak perjuangan, tenaga dan air mata. Ya..aku harus terus berjuang. Tapi aku tak terlalu memikirkan babak-babak berikutnya. Yang ada dipikiranku saat itu hanya besok aku akan masuk tahapan Judging Room, yang artinya aku akan bernyanyi di hadapan 4 juri utama itu.. Indra Lesmana, Titi DJ, Meuthia Kasim dan Dimas Djayadiningrat. Sejuta rasa berkecamuk dalam jiwaku, senang, tegang, haru..semua bercampur menjadi satu. Tapi sudahlah, sudah sore menjelang malam, aku harus segera pulang. Aku lelah. Oh ya, aku harus segera memberitahu Sarah tentang hal ini. Senangnya..See you tomorrow Judges..
|..kau kan ada bersama kami disini..|
Label: indonesian idol
Oopss!! I think I just made an explosion between my legs..
Diposting oleh ronaldsilitonga di 11:01:00 PM
Kejadian ini sebenernya udah terjadi lebih dari setahun yang lalu. Tapi ga tau kenapa tiap gw inget kejadian ini gw suka pengen ketawa sendiri. Actually ini aib sih buat gw, tapi gpplah gw ceritain ama kalian, biar kalian juga semakin ngerti kalau idola endonesa juga manusia,hihihi..
And the story goes..
Saat itu, di seberang gang rumah gw, bertenggerlah seonggok warnet baru, cukup eye catchy dengan sapuan cat berwarna merah maroon cukup senada dengan maroon 5 yang saat itu tengah berjaya dengan album keduanya,hehehe, ga ada hubungannya. Spanduk kuning thokay yang menggantung di depan warnet itu cukup menarik perhatian gw, bukan karena warnanya yang mengingatkan gw akan thokay, ngapain juga nginget2 thokay,hihihi, tapi karena tulisan yang terpampang di spanduk itu..
"LAUNCHING WARNET @#$%^&, Harga Promosi Rp.2000/jam."
Wah, bole jugo nih kata putri iko, eh.. kata gw dalam hati.
Keesokan harinya, ditengah udara sore yang cukup sejuk, dengan sapuan lembayung senja, burung berkicau, padi menguning, dan angkot yang dengan teganya ngeklaksonin gw dengan kencengnya, hihihi, secara gw nyeberang jalan ga liat kanan kiri, gw pun melangkah dengan pasti menuju warnet itu. Dengan niat tulus dan segala kerendahan hati gw pun tiba di warnet.
"Ada yang kosong Mas?", tanya gw ke mas operator yang saat itu cukup busuk dengan balutan busana perpaduan sarung kotak2 dan kemeja pantai bermotif bayi gurita yang lahir prematur, bingung ga lho gimana tuh gambarnya? Hihihi.
Mas itu menjawab dengan senyum sumringahnya yang begitu indah, "Ada, bebas kok mau milih komputer yang mana, terserah.."
Wah..ini baru warnet yang OK pikir gw, hak kebebasan gw sebagai konsumen amat dihargai oleh mas operator ini. Lalu gw pun melihat ke sekitar memilih komputer yang kosong. dan ternyata.. BEBAS DAN TERSERAH GIMANA MAKSUD LO MAS?? Wong yang kosong cuma tinggal 1 komputer doang,hihihi. Gw pun menarik nafas panjang demi menyurutkan emosi gw yang telah dipermainkan dengan begitu semena-menanya oleh mas operator itu.
Sebagai gambaran, warnet itu terdiri dari 12 unit mengelilingi ruangan, masing2 unit dibentuk jadi kotak2/partial berukuran 1x1x1 meter, dan duduknya lesehan. Jadi kalo lagi duduk online kita ga bisa ngeliat disebelah2 kita siapa aja, kecuali kalo kita berdiri. Kecuali sang operator yang duduk dikursi dengan manisnya, jadi dia bisa ngeliat siapa aja yang lagi make komputer. Ngerti kan lo? Kalo kagak ngerti,berarti ada yang salah dengan tingkat intelegensia lo,hihihi..
Online lah gw ini. Tujuan utama gw sih pengen download lagu, tapi gw juga udah lupa lagu apa saat itu, yang jelas lagu yang tengah berjaya pada eranya. Sambil gw download lagu, gw ngisi waktu dengan browsing ini browsing ono. Cek prenster, cek imel, cek new members di pens klab gw hihihi, kagak ada ding. Tik..tok..tik..tok..satu jam pun berlalu. Waduh ini lagu kok ya nggak selesai2 juga didownload, padahal cuma 3 megaba'it ajya kapasitasnya. Ya sud, gw lanjutkan perselancaran gw di dunia maya ini. Begitu seriusnya gw, sampai gw tak lagi merhatiin arus keluar dan masuknya para netter di warnet itu,halah. Tapi tiba2 kok perut gw ini diserang sesuatu penyakit yang dalam bahasa inggris lebih akrab di sebut sebagai "in wind", aliyas masuk angin bo!! Hihihi. Secara kami ini duduk lesehan dan lantainya cuma dilapisi karpet plastik yang mengakibatkan kontak batin antara pantat dan lantai warnet tak terelakkan. Gw ini ya pengen kentut, tapi ya takut disebut merebut hak orang untuk menghirup udara bersih dengan bebas, tapi ya kalo ditahan2 gwnya tekanan batin juga,hehehe. tapi untunglah gw ini cukup expert dalam tekhnik bagaimana-menahan-kentut-dalam-situasi-yang-tak-kondusif. Kalo kata instruktur senam ibu2, "Jepit..Tahan..Jepit..Tahan..",hehehe, kurang lebih tekhniknya seperti itu jugalah. Meskipun terkadang ada angin2 nakal yang nyerempet2 a*us gw minta dikeluarkan,hihihi.
Musik yang dipasang ama si mas operator di warnet itu cukup ekstrim, kencang dan sangat mengganggu kestabilan emosi gw, bo!! dia masang Koplo Remix ajya gitu, hihihi. Tapi gw berusaha bersabar demi selesainya download lagu yang gw pengen. 1 jam 52 menit sudah gw mengonggok di warnet itu. Dan lagu gw.. belum selesai juga, sementara tekhnik Jepit-Tahan masih gw aplikasikan di pantat gw ini. Namun, kesabaran manusia ada batasnya juga ya ibu2, dan sepandainya gw menahan kentut gw, tanpa sadar, kejadian juga..BROOOOTTTT!!!
"Waduh, gawat nih..", bisik gw dalam hati.
Spontan pula si mas operator mengeluarkan komentar dari congornya yang cukup shocking sekaligus bikin gw pengen ketawa juga.
Dia ngomong dalam bahasa sunda, "Weiiss, naon eta??". (Eitss, apa itu??)
Ya Tuhan, mengapa pula gw ini harus kentut saat lagu yang dipasang si mas operator berhenti, saat jeda lagu. Sungguh timing yang teramat buruk. Apakah ini karena gw dari tadi mengutuki remix koplo yang dia pasang? Coba kalo gw kentut disaat lagunya sedang mengalun, mungkin si mas itu akan menyangka bahwa kentut gw adalah bunyi instrumen baru dari album remix itu. Tapi bagaimana dengan aroma yang kadung timbul? Ohh.. gw jadi bingung harus berkata apa.
Namun.. saat itu secercah sinar seperti menyorot gw, sebongkah pikiran positif menyeruak di otak gw, halah..udah ke-gap kentut masih sok2an berpikir positif pula,hihihi. Gw mikir, gpp lah, si mas juga ga akan tau siapa yang kentut diantara KAMI, konsumen warnetnya. Si Mas harus berspekulasi, dan itu pasti membutuhkan analisis yang cukup pelik. Gw pun sedikit lega dengan 'pembelaan diri' gw itu. Gw lihat download lagu gw tinggal 2% lagi. Dudududu...bentar lg nih.
1 menit kemudian.. ngeHANG!! BRENGSEKKKK!!
Tinggal dikit lagi monyet, kenapa sih musti ngehang?!! Tapi ya daripada gw ini makin emosi, gw putuskan.. gw cabut aja dari warnet ini. Dengan penuh percaya diri,untuk mengurangi aura2 bersalah, gw berdiri dan melangkah dengan pandangan lurus ke depan menuju meja si mas operator.
Gw berkata, "Udahan mas, berapa?"
"4000!!", jawab dia dengan ketusnya. Gw kaget, kok dia bisa berubah dengan drastis dan separatis hanya dalam waktu 2 jam saja?? Sementara ketika gw datang tadi dia memberikan senyumnya yang terbaik. Sekarang, dimana senyum itu mas, DIMANAAA??!!
Gw pun tersadar dari khayalan aneh gw dan segera mengeluarkan dompet dari saku belakang celana gw. Sambil mengambil uang pecahan 5000 perak dari dompet, gw melihat sekitar menuju unit komputer yang ada, gw berniat menghitung ada berapa netter yang menjadi tersangka "pengeboman" 5 menit yang lalu,hehe. Gw arahkan pandangan gw,sekilas,cepat namun pasti bak Keanu Reeves di pelem "The Matrix". Dan.. O My God!! GA ADA ORANG YANG TERSISA!! Artinya tadi waktu tragedi itu terjadi, cuma gw doang satu2nya konsumen yang lg online. Dan artinya status gw berubah dari tersangka menjadi TERDAKWA!! Huaaaaa...
Rasanya gw ini pengen ngibrit dan ngilang saat itu juga. Pantesan aja masnya jadi jutek gitu ama gw, wong dia telah menjadi saksi kunci sekaligus korban dalam kasus yang bersangkutan. Untuk menyelesaikan moment itu gw langsung membayar tagihan gw sambil berkata, " Ini mas, kembaliannya buat mas aja!!". Gw pun kabur...Hihihi..
Hari itu adalah hari pertama dan terakhir gw dateng ke warnet itu. Secara kalo pun dateng lagi pasti gw PASTI ga akan diterima, gw udah masuk blacklist dan disinyalir masuk menjadi anggota jaringan al-kentuda(ga ada hubungan ama al-qaeda), sebuah jaringan pengeboman melalui a*us di tempat2 umum,hihihi.
3 bulan kemudian..
Warnet itu tak beroperasi lagi, bangkrut!! Entah kenapa kok gw ini ngerasa bersalah dan serasa andil dalam gulung tikarnya warnet itu. Gw berdoa ama Tuhan, gw bilang mudah2an warnet itu tutup karena mis-management aja, bukan karena kena kutuk kentut gw!! Sorry ya mas, I think i just made an explosion between my legs!! Hihihi..
Label: Funny Experience
05 Oktober 2008
Hidupku berjalan seperti biasa. Aku masih bekerja sebagai kasir di Rumah Sakit tempat aku bekerja 2 tahun belakangan. Ya,waktu berjalan cepat. Tanpa terasa 1 tahun sudah berlalu, Indonesian Idol (II) musim kedua pun akan segera dimulai. Iklannya begitu gencar ditayangkan di RCTI.."Siap menjadi Idola berikutnya ??", begitu katanya. Adrenalinku naik, semangat untuk berkompetisi begitu menggebu di dadaku. Akupun mendaftarkan diriku lewat internet, tepatnya pada tanggal 24 Januari 2005. Aku mendapat no peserta 12870 yang harus aku tukarkan dengan undangan audisi di salah satu radio swasta di Bandung.
Audisi II2 masih kurang lebih 1 bulan lagi, sementara di depan mata audisi AFI 2005 sungguh sayang untuk dilewatkan begitu saja. Akupun mengikuti audisi AFI 2005. Aku pikir tidak ada salahnya mencoba, berhasil atau gagal, itu aku pikirkan belakangan. Bermodalkan iseng dan suara yang bagus,hehehe..ternyata peruntungan membawaku masuk menjadi 20 Besar Bandung di AFI 2005. Bangga juga,karena ada sekitar 4000 peserta yang aku sisihkan untuk sampai diposisiku ini. Lumayan, aku bisa merasakan konser 20 Besar Bandung AFI 2005 di Bandung Super Mall bersama 19 temanku yang lan. Tapi kebanggaan dan rasa senangku harus aku simpan dulu, karena pengumuman 5 Besar yang berhak mewakili Bandung ke Jakarta masih 2 bulan lagi diumumkan, menunggu hasil audisi kota-kota lain.
Walaupun 20 Besar AFI sudah aku genggam, tapi tak mengurungkan niatku untuk tetap mengikuti audisi II2. Seperti biasa aku selalu datang lebih pagi dari jam yang ditentukan ketika audisi, maksudku agar aku bisa mendapatkan antrean depan dan dapat segera diaudisi. Dan ternyata disana aku bertemu dengan teman-temanku yang gagal di audisi AFI 2005.
Mereka bilang, "Nald, lo ngapain ikutan audisi II2, lo kan udah masuk 20 Besar AFI 2005 ?”
Lalu aku jawab, "AFI kan belum pasti juga kali!!, pengumuman 5 Besarnya juga masih lama".
Mungkin mereka merasa keberatan dengan kehadiranku yang akan menambah berat persaingan mereka di ajang II2 ini,hehehe.. Dan ternyata teman-temanku yang lolos 20 Besar AFI juga banyak yang tetap mengikuti audisi II2, mungkin mereka memiliki pola pikir yang sama denganku. Alhasil kami cukup menjadi sorotan ketika mengantre, maklum konser 20 Besar AFI ditayangkan di televisi. Ada yang minta foto bareng segala. Malu iya, rasa senang juga ada, anggap saja latihan foto bareng fans masa depanku,hehehe..
Pintu audisipun dibuka!! Akupun melakukan registrasi ulang. Deretan antrean mengantarkanku menjadi satu group dengan seorang gadis bernama Sarah dan 3 orang lainnya. Sarah seorang gadis cantik yang kalem. Sarah kenal dengan beberapa crew RCTI, katanya mereka pernah menginap di Hotel tempat Sarah bekerja.
"Lo mau nyanyi apa ntar Sarah?", tanyaku membuka obrolan sambil duduk lesehan di holding room Sabuga.
"L.O.V.E", katanya sambil kemudian menyanyikan lagu itu dengan irama swing melalui suaranya yang menurutku cukup jazzy.
"Wah..suara lo bagus!!", pujiku tulus.
"Terimakasih..", balasnya.
"Kalo lo mau bawain apa Nald ntar?", sambung Sarah.
"Gw mau bawain Exhale-nya Babyface", seruku.
"Yang gw tau Exhale bukannya dibawain ama Whitney Houston ya?", Sarah bertanya.
"Iya, tapi gw mau bawain yang versi Babyface", jawabku.
Kami pun mengobrol ngalor ngidul sampai akhirnya tiba giliran group kami dipanggil untuk segera diaudisi.
Sarah telah diaudisi. Sekarang tiba giliranku. Aku pun masuk ke ruang audisi.
Aku melihat ada 3 orang juri,2 orang juri pria dan 1 juri wanita. Heyy..rasanya aku kenal orang itu!! Oh ya, dia adalah juri yang sama yang mengaudisi aku ketika II1 tahu lalu. Pikiranku mulai berkecamuk, "Jangan-jangan aku gagal lagi gara-gara dia!!", aku mulai mencari kambing hitam. Otakku berhenti berkata-kata ketika juri yang wanita membuyarkan lamunanku..
"Ya..langsung aja, mau nyanyi lagu apa?", serunya.
"Saya mau nyanyi lagu Exhale dari Babyface, Mbak",jawabku.
Akupun kemudian bernyanyi. Namun belum sampai pada bagian Reff, juri pria itu memotong dan menyuruhku menyanyikan lagu berbahasa Indonesia.
"Slow atau beat?", tanyaku.
Dia menjawab, "Terserah..".
Entah apa yang mendorongku menyanyikan lagu "Takkan Terganti", padahal lagu itu tidak ada dalam Songlist audisiku hari ini. Tapi ya sudahlah..yang penting aku sudah bernyanyi dengan baik, tinggal menunggu hasilnya saja, mudah-mudahan aku lolos.
Group kamipun selesai diaudisi, kami dipersilahkan untuk menunggu di ruang pengumuman. Suasana begitu dingin, ya dingin..bukan karena udara dari AC yang berhembus begitu kencang, tapi karena ketegangan dari masing-masing kami, harap-harap cemas menunggu hasil audisi.
Ada 6 group yang menunggu di ruangan ini, itu berarti ada 30 orang termasuk aku sendiri. Tidak ada keceriaan yang tampak, pemandangan harap-harap cemas begitu kental saat itu. Muka kami kian pucat ketika salah seorang crew Fremantle, Production House II, datang untuk mengumumkan hasil audisi kami.
"Peserta no sekian dan peserta no sekian harap berdiri. Buat yang lain, terimakasih sudah mengikuti audisi Indonesian Idol, hanya 2 orang ini saja yang lolos dan berhak mengikuti tahapan audisi berikutnya. Terimakasih", serunya dingin.
Aku terperangah, aku masih belum percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Aku gagal!! ya..aku gagal lagi di audisi II ini. Mengapa II ini begitu sulit untuk aku tembus, padahal AFI dengan begitu mulus aku lalui. "Ini pasti gara-gara juri pria itu lagi!!", batinku mulai menyalahkan orang lain, tak terima dengan kegagalanku.
Sarah terdiam, aku juga. Dengan langkah gontai kami melangkah keluar dari Sabuga.
Di luar aku bertemu dengan teman2ku sesama 20 Besar AFI yang ternyata sama-sama gagal!! Timbul spekulasi dari mereka, bahwa barangkali kami di blacklist karena sudah masuk 20 Besar AFI 2005. Tapi aku tak terpengaruh, atau barangkali tak peduli. Yang ada dipikiranku hanyalah bahwa aku harus segera pergi dari Sabuga menuju ke Rumah Sakit,ya..aku harus bekerja kembali. Namun sayang, langkahku tertahan oleh hujan yang tiba-tiba turun dengan derasnya. Bersama Sarah dan teman-teman lain aku pun berteduh di salah satu tenda sambil mengisi perut yang sudah keroncongan saat itu. Karena pesanan kami belum datang juga, salah satu teman kami pamit sebentar ke kamar kecil. Lama tak kembali, akhirnya ia datang kembali.
"Ngapain aja lo di toilet, mandi ya?" tanyaku asal.
"Dasar lo Nald, di toiletnya sih bentar, di pendaftarannya yang lama!", jawabnya.
"Hah..pendaftaran apaan lagi ?", tanyaku.
"Iya,tadi balik dari toilet gw liat ada counter Walk In Registration, ternyata selain buat neriamin calon peserta yang baru mau daftar, peserta yang udah gagal audisi juga ternyata boleh daftar lagi hari ini, asal persyaratannya komplet. Tapi kalau audisinya buat hari terakhir, bukan hari ini. Ya udah, gw daftar lagi deh barusan, siapa tau gw lolos kali ini,hehehe..", terangnya panjang lebar.
Sarah langsung bersemangat mendengar penjelasan teman kami itu. "Wah..gw daftar lagi ah, penasaran gw!! Siapa tau audisi berikutnya gw bisa lolos juga..Nald, daftar lagi yuk!!",serunya.
"Males ahhh..lo aja daftar sendiri sana!!", tukasku. Padahal itu adalah ekspresi kekecewaanku karena kegagalanku tadi, dalam hatiku masih tersisa sedikit semangat untuk kembali audisi.
"Ayolah Nald, audisi atau nggak itu urusan belakangan. Yang penting kita sekarang daftar aja dulu. Yukk!!", Sarah memaksa dengan begitu menggebu.
Aku luluh juga, Sarah berhasil menyeretku ke lokasi Walk In Registration. Aku mendapat no peserta yang baru..1283.
"Ntar gw SMS lo deh Sarah, gw jadi audisi lagi atau nggak ntar", seruku. Kamipun bertukar no handphone.
Hujan telah berhenti. Aku harus segera pergi dari sana, pekerjaanku di Rumah Sakit sudah menunggu. Apakah aku akan kembali ke Sabuga ?? Nanti saja aku SMS Sarah..
|..dan yakinlah..bila suatu hari..|
Label: indonesian idol
Lucu, seru dan dramatis!! Itu yang aku rasakan ketika menyaksikan tayangan audisi Indonesian Idol di televisi.
Lucu..
Ada saja tingkah polah peserta audisi yang membuat aku tersenyum, bahkan sampai tertawa. Kalau peserta yang ‘buta’ nada alias fals sih jangan ditanya, banyak!! Ada juga yang terus memejamkan mata ketika bernyanyi, saking menghayati barangkali, sampai-sampai dewan juri jahil dengan bersembunyi di bawah meja, tinggal si peserta yang kebingungan melihat meja juri yang kosong ketika dia selesai bernyanyi dan membuka matanya kembali..xixixi..
Seru..
Suara mereka yang berhasil masuk ke tahapan ‘Judging Room’ memang luar biasa!! Karakter suara mereka kuat dan unik. Banyak juga sih peserta yang menurutku suaranya bagus tetapi tidak berhasil lolos ke babak eliminasi di Jakarta. Karakter itu sepertinya yang suara mereka tidak miliki, setidaknya itu menurut pendapat dewan juri. Barangkali aku termasuk di dalamnya ya?? Ya..karakter suara yang kuat..itu yang dibutuhkan..
Dramatis..
Tangis bahagia dan tangis sedih beriringan. Tawa bahagia peserta yang lolos mengiringi ekspresi kecewa peserta yang tidak lolos. Apalagi peserta yang nyaris lolos, namun terpaksa harus berhenti hanya karena dijegal oleh salah satu juri. Huuhh..!!
Babak eliminasi yang berlangsung di Teater Kautaman dan Babak Workshop tidak terlalu kuperhatikan. Sampai akhirnya Babak Spektakuler pun bergulir di RCTI. Aku yang saat itu masih terbius dengan drama yang ditawarkan oleh reality show sejenis di stasiun televisi lain, langsung berpindah haluan begitu melihat para finalis Indonesian Idol bernyanyi di panggung spektakuler. Ya Tuhan..begitu indah suara yang mereka miliki, tak heran mereka bisa sampai ke Babak spektakuler ini. "Two thumbs up for Indonesian Idol!!", batinku memuji.
Ingin rasanya menjadi seperti mereka, walau batin ini terusik ketika mendengar beberapa bagian lirik dari theme song yang mereka nyanyikan di awal konser..
"..dan yakinlah bila suatu hari,
kau kan ada bersama kami di sini.."
Aku hanya membatin.."Ya..ya..whatever..Memang gampang masuk Babak Spektakuler?!!". Butuh usaha yang super keras dan doa yang tak putus-putus untuk mewujudkannya.
"..dan yakinlah bila suatu hari,
kau kan ada..bersama kami disini.."
Lirik itu kembali terngiang-ngiang di telingaku. Sekelebat..entah keinginan..entah harapan..hatiku berbisik..
"Suatu hari, aku akan berada di sana..seperti mereka. Yang kuperlukan hanya keyakinan..ya..keyakinan..aku harus yakin..harus!!".
|..nada-nada dari segala emosi jiwa yang ada..|
Label: indonesian idol