07 Maret 2012

Blazer Batik



Suka ngerasain gak sih, kalo semisal kita niatin jalan atau belanja buat cari suatu barang, tapi malahan gak dapet. Giliran iseng doang, jalan tanpa shopping list, nothing to lose, eh.. Malahan dapet barang lucu-lucu!!

Itu sering banget gw alami. Alam bisa baca pikiran kita kali ya. Makanya sekarang klo lagi jalan buat cari barang, gw atur mindset gw seolah-olah gw lagi gak nyari barang itu. Biar alam gak bisa baca pikiran gw. Semacam nipu si alam. Hadeuhhh, "Si Alam" kok terdengar kayak lagi ngomongin penyanyi dangdut ya?? Hahaha..

Tersebutlah konon disuatu senja nan indah disuatu hari minggu. Seperti biasa sepulang gereja sore, gw melangkahkan kaki ke sebuah resto kenamaan di kota Bandung ( halah, kenamaan!!) buat early dinner. Abis makan (yang dapat dipastikan menunya itu muluk yang gw pesen tiap minggu), gw iseng doang jalan-jalan ke pertokoan yang ada di lantai atas. Kemudian hinggaplah gw di sebuah toko yg menjual kain dan aneka busana berbahan dasar batik. Yang bikin gw tertarik awalnya adalah tulisan "SALE" yang dipajang diluar toko. Rencana awal cuma pengen tau se-sale apa sih harganya.
Perbasa-basian ngeliatin barang pun dimulai. Tengok sana, tengok sini. Mata memicing, dagu diangkat.. Semacam Lely Sagita mimik muka gw tatkala di toko itu. Sampaiiiiii... Teronggoklah sebuah blazer hitam yang dipercantik dengan aneka emblem batik cantik warna-warni. Ouchh!! "This is so cool!!" klo meminjam kosa kata Cinca Lowra. Kemudian perbincangan transaksi pun terjadilah..

Gw : Ini sale juga mbak??
Mbak : Iya mas, sama. Itu sale 20% juga

Wow.. Gw mulai deg-degan, seperti ada kupu-kupu menari dalam perut gw.. #eaaa

Gw : Harganya berapaan mbak??
Mbak : 500ribu, diskon 20% jadi 400ribu
Gw : 300ribu kali mbak!!

Gw berusaha nawar. Lalu mbak penjaga toko pun berkata..

Mbak : Ok, boleh deh 300ribu

Dengan sangat santai si mbak mengiyakan permintaan gw!! Argghhh.. Tau gitu tadi nawar 200ribu ajahhhh!! Namun gpp, blazernya lucu kok, nambah koleksi busana bilamana gw nyanyi. Mana pas gw coba sizenya pas banget, artinya kan jodoh.. Yakaleeee jodoh!!


26 Juli 2011

Idol, The Journey (Part 10)


Tiba di lobby hotel, panitia langsung membagi-bagi kamar buat kami. Tentu saja kamar peserta yang masih bertahan dipisahkan dengan peserta yang sudah gugur. Saat itu aku satu kamar dengan seorang peserta asal Jakarta bernama Eggy. Sementara aku, Ovan dan Ibnu memutuskan untuk beristirahat sesampainya di hotel, teman-teman yang lain banyak yang mengambil langkah untuk berlatih malam, atau lebih pantas aku sebut subuh itu juga. Otak ini pun berhasrat untuk berlatih juga sebenarnya, namun apa daya..badan tak bisa diajak bekerjasama. Sampai kamar masih harus mandi untuk menghilangkan penat setelah seharian mengikuti audisi, pun mempersiapkan pakaian untuk audisi pagi nanti. Pukul 3 mata terpejam. Rasa-rasanya baru sesaat badan ini rebah di tempat tidur..alarm sudah berbunyi. Memaksa aku untuk bangkit. Sejenak aku terdiam sambil terduduk di pinggir tempat tidur. Mengumpulkan nyawa..mengumpulkan semangat..mengumpulkan segenap energi untuk audisi hari ini. “Bakal kembali menjadi hari yang melelahkan!!”, pikirku.

Pukul 7 aku dan Eggy turun untuk sarapan. Di tempat sarapan kami berpisah untuk sarapan bersama grup kami masing-masing. Sambil sarapan satu meja bersama Ovan dan Ibnu, kami berbincang-bincang mengenai apa yang akan kami suguhkan untuk audisi hari itu. Arransemen vocal dan gaya bernyanyi macam apa yang akan kami persembahkan di depan dewan juri untuk lagu “Kala Cinta Menggoda”. Aku beruntung karena ternyata Ovan dan Ibnu adalah tipe orang yang enak diajak bekerjasama. Tak ada masalah sama sekali mengenai pembagian suara, koreografi, dll. Sementara pada beberapa grup, aku menyaksikan ‘drama’ tersaji disana. Kebanyakan sih peserta yang egois dengan kemauannya, memaksakan kehendaknya sendiri pada grupnya . Yang kasihan adalah peserta yang ‘kehilangan’ suaranya, mungkin karena kelelahan, sehingga hanya bisa menangis karena dihantui perasaan bersalah tidak akan bisa membantu grupnya dengan maksimal, atau pikiran bahwa kondisinya saat itu tidak akan bisa membawa dia untuk lolos ke tahap berikutnya. Entahlah. Aku juga tak mau terlalu ambil pusing dengan pemandangan yang aku lihat. Bukannya aku egois, namun saat itu grupku yang paling penting yang harus aku perhatikan. Lagipula aku tak terlalu kenal dengan peserta yang lain. Nanti dikira sok akrab dan ikut campur lagi.

Kurang lebih pukul 9 kami diberangkatkan menuju tempat audisi di Teater Kautaman. Tak sampai satu jam kemudian kami tiba. Kami harus registrasi ulang kembali. Panitia mem-briefing kami kembali di holding room mengenai apa yang akan kami lakukan hari itu. Setelah panitia selesai menjelaskan, kami langsung digiring masuk ke dalam Teater Kautaman untuk berlatih bersama pianist bernama mbak Astrid Lea. Seru rasanya!! Pertama para wanita naik ke atas panggung, dengan grupnya masing-masing. Musik mengalun memainkan lagu “Warna” yang dipopulerkan oleh Sheila Majid. semua grup bernyanyi bersamaan dengan arransemen vocal dan ciri khas mereka masing-masing. Menakjubkan!! Belum pernah aku mendengar dan menyaksikan segerombolan orang bersuara emas bernyanyi seindah ini secara bersamaan. Terdengar berlebihan?? Tak apalah. Setelah para wanita selesai berlatih, tiba giliran kami para pria untuk berlatih bersama pianist. Yang kami lakukan kurang lebih sama dengan apa yang dilakukan oleh wanita tadi. Mungkin para wanita juga terkagum-kagum mendengar koor suara kami seperti yang tadi aku rasakan waktu mendengar mereka bernyanyi. Ah, aku GR sekali..

Latihan selesai. Kami kembali ke holding room untuk istirahat makan siang. Katanya audisi baru akan dimulai sekitar jam 2-3 sore, hingga setelah beres makan siang kami masih punya cukup waktu untuk kembali berlatih, atau untuk sekadar mengingat lirik ataupun koreografi.

Waktu berjalan. Saatnya audisi. Para wanita yang akan audisi duluan. Kami, para peserta pria menjadi penonton sekaligus penyemangat mereka. Satu persatu grup bermunculan menampilkan suguhan terbaik mereka yang langsung disusul komentar dari para dewan juri tentang penampilan mereka. Komentar positif, komentar usil, dan aneka komentar lainnya bermunculan. Senyum puas, kecewa, sedih, bahkan ekspresi datar pun hadir dari para peserta wanita meresponi komentar dewan juri. Akhirnya selesai audisi grup wanita. Audisi rehat sejenak. Audisi grup peserta pria pun tiba. Giliran para peserta wanita yang menjadi penonton dan menyemangati kami.

Audisi dimulai. Tiba giliran grupku tampil. Gemetar, senang, deg-degan, excited..semuanya campur jadi satu. Meskipun tampil secara grup, namun penilaian tetap perorangan. Apakah secara individu mampu bernyanyi dengan baik, dan apakah sebagai individu juga mampu bekerja sama dengan orang lain dalam grup?? Terlihat mudah namun ternyata tidak. Gampang-gampang susah, susah-susah gampang. Satu hal yang aku tekankan dalam hati.. jangan sampai aku membuat kesalahan yang bisa merugikan diriku sendiri yang tentunya juga berdampak pada grupku. God..please sing with me..

Sejak jumpa kita pertama
Kulangsung jatuh cinta
walau kutahu kau ada pemiliknya
Tapi ku tak dapat membohongi hati nurani
Ku tak dapat menghindari gejolak cinta ini

Maka ijinkanlah aku mencintaimu
Atau bolehkah ku sekedar sayang padamu..

Memang serba salah rasanya

Tertusuk panah cinta

Apalagi juga ada pemiliknya

Tapi ku tak mampu membohongi hati nurani
Ku tak mampu menghindari gejolak cinta ini


Maka maafkan jika ku mencintaimu

Atau biarkan ku mengharap kau sayang padaku..

Puji Tuhan, dewan juri memberikan komentar positif akan penampilan kami!! Kami bertiga bisa bernafas lega ketika turun dari panggung audisi. Kami bertiga sadar betul, komentar bagus dari dewan juri tidak berarti meloloskan kami bertiga ke tahap berikutnya. Bisa jadi kami bertiga tidak lolos, atau hanya satu atau dua dari kami yang lolos. Entahlah. Segala kemungkinan bisa terjadi. Namun apapun keputusannya nanti, satu hal..kami tidak akan menyesal, karena kami telah mempersembahkan penampilan terbaik kami.

Audisi grup pria berakhir menjelang waktunya makan malam. Sambil menunggu pengumuman, kami mengisi waktu dengan mengobrol, bercanda, dan banyak pula yang tidur. Capek tauk!! Hehehe. Jam 8 malam..jam 9..jam 10..pengumuman tak kunjung tiba. Kata panitia, dewan juri terlibat diskusi yang sangat alot sehingga butuh banyak waktu untuk menentukan 42 peserta yang berhak melaju ke audisi terakhir keesokan harinya dari 70 peserta di audisi hari kedua ini. Menjelang tengah malam panggilan itu tiba. Saatnya pengumuman. Campur aduk rasanya. Deg-degan, pengen pipis dan masuk angin berkolaborasi dengan sangat sukses di badan ini. Satu persatu grup dipanggil untuk masuk ke dalam Teater Kautaman. Setelah diumumkan, peserta yang lolos akan kembali ke holding room, berkumpul bersama kami peserta lain yang belum mengetahui nasib kami. Sementara peserta yang tidak lolos dipisahkan, menunggu di ruangan lain. Peserta wanita yang terlebih dulu menerima pengumuman. Ketika peserta yang lolos datang memasuki holding room tempat kami menunggu, tentu saja kami ikut senang dengan kelolosan mereka. Namun disaat bersamaan beban dihati tak kalah beratnya. Apakah aku nanti akan menjadi peserta yang kembali ke ruangan ini atau aku akan berkumpul bersama peserta di ruangan lain??

Tiba juga moment of truth. Aku diapit Ovan dan Ibnu berdiri di panggung itu. Berhadapan dengan dewan juri di seberang sana. Menanti nasib kami masing-masing. Aku masih ingat benar kejadian saat itu..

“Ovan dan Ronald maju ke depan”, salah satu juri berujar.

Entah sengaja atau tidak, namun dewan juri rasanya lama sekali membacakan pengumuman buat grupku saat itu. Atau mungkin hanya perasaanku saja. Seperti kita tahu bila menunggu, waktu yang sebentar juga terasa lama jadinya. Meskipun aku dan Ovan berdiri di depan dan Ibnu di belakang, belum tentu aku dan Ovan yang lolos. Bisa jadi malah Ibnu yang lolos. Atau ternyata kami bertiga lolos, pemisahan siapa berdiri di depan dan belakang bias jadi hanya trik dewan juri untuk membuat kami tegang. Semua kemungkinan bisa terjadi.

“Dan….Ovan,Ronald selamat kalian lolos ke babak berikutnya. Buat Ibnu, maaf perjalanan kamu selesai sampai disini.”, retas dewan juri memecah ketegangan kami.

Puji Tuhan aku lolos!! Tapi aku tak mau berekspresi berlebihan, aku hanya tersenyum dan menyalami Ovan. Aku harus menjaga perasaan Ibnu. Lalu kami bertiga saling berpelukan. Pelukan tanda selamat. Pelukan untuk menguatkan Ibnu. Pelukan perpisahan.

Aku dan Ovan kembali ke holding room. Diselamati peserta yang sudah lolos dan peserta yang belum menerima pengumuman. Sampai akhirnya yang tersisa di ruangan itu adalah 42 orang yang berhak melaju ke babak audisi terakhir keesokan harinya. Baru senang sebentar, panitia sudah hadir kembali memberikan pengumuman mengenai persiapan untuk audisi besok. Kami akan tampil solo menggunakan minus one. Panitia memberikan beberapa lagu pilihan untuk pria dan wanita. Kami masing-masing diberi materi lagu-lagu pilihan itu dan walkman, disuruh langsung mendengarkan dan dalam waktu setengah jam harus sudah memutuskan dan memberi tahu panitia lagu apa yang kami pilih. Untuk pilihan lagu pria ada lagu “You Can’t Hurry Love” - Phil Collins, “Hanya Memuji” – Shanti feat. Marcell dan “Arti Cinta” – Ari Lasso. Saat itu aku dengan mantap memilih “Hanya Memuji”. Aku rasa itu yang paling cocok dengan karakter suaraku dan aku sudah tidak asing dengan lagu itu. Semua peserta memberikan lagu pilihan mereka kepada panitia. Saatnya pulang. Seperti biasa..tiba di hotel jam 2 dini hari lagi. Sekamar dengan peserta asal Surabaya bernama Eddo. Lelah. Esok seperti apa ya?? Ahh..biarkan itu menjadi rahasia Sang Penguasa. Aku cuma ingin tidur malam ini..

23 Februari 2010

Idol, The Journey (Part 9)


Pagi itu setelah sarapan, kami berkumpul di lobby hotel untuk bersiap-siap pergi ke Teater Kautaman, TMII untuk mengikuti Babak Eliminasi hari 1. Jam 8 pagi kamipun berangkat. Tidak sampai 1 jam kami sampai. Kami langsung melakukan registrasi kembali di pintu masuk Teater Kautaman. Setiap peserta ditempeli stiker dengan nomer peserta di dadanya. Nomerku 1283, ya..1283. Dengan teratur kami memasuki holding room untuk menunggu audisi. Jam 11 seluruh peserta diminta masuk ke dalam Teater Kautaman untuk mengikuti briefing tentang bagaimana Babak Eliminasi hari pertama akan berlangsung. Setelah semua peserta duduk, panitia mulai memberikan briefing. Hari itu dari kurang lebih 150 peserta, hanya setengahnya saja yang akan lanjut ke babak berikutnya. Aku cukup tegang dibuatnya. Peserta akan dibagi ke dalam 15 kelompok yang masing-masing berisi 10 orang. Masing-masing peserta dari tiap kelompok akan membawakan lagu bebas secara acapella. Teknisnya adalah setiap peserta akan maju ke tanda bintang di tengah panggung. Peserta harus menyebutkan nama, nomor peserta, kota asal, dan judul lagu yang akan dibawakan. Setelah juri memberikan kode berhenti, peserta kembali ke posisi semula. Setelah kesepuluh peserta dari kelompok itu bernyanyi, dewan juri akan langsung mengumumkan siapa yang berhak untuk maju ke babak berikutnya. Peserta yang lolos akan bergerak ke pintu sebelah kiri panggung dan kembali menunggu di ruang tunggu beserta peserta yang menunggu untuk diaudisi. Sementara peserta yang tak lolos akan bergerak menuju pintu sebelah kanan panggung dan 'diasingkan' di ruangan lain. Suasana tegang semakin terasa di dalam teater itu.

Briefing telah selesai, dilanjutkan dengan makan siang. Jam 1 siang, babak eliminasi pun DIMULAI!!!
Aku masuk di kelompok tiga. Dan aku sudah sangat mantap untuk membawakan lagu I Care About You - Babyface. Saat itu kurang lebih pukul 4 sore dan tiba giliran kelompokku untuk diaudisi. Ketegangan semakin memuncak karena melihat ekspresi bahagia dari teman-teman yang telah diaudisi dan lolos ke babak berikutnya.
Kelompokku akhirnya tiba di panggung itu. Aku berada di urutan kelima di barisan kelompokku.
Tiba giliranku bernyanyi.

"Nama saya Ronald. Nomor peserta 1283. Saya dari Bandung dan akan membawakan I Care About You-nya Babyface."

Selesai sudah sepuluh peserta bernyanyi. Aku pribadi sangat sulit menentukan kira-kira siapa yang akan lolos ke babak berikutnya karena suara seluruh peserta yang sangat bagus.
Diskusi dewan juri berjalan cukup alot. Lima menit terasa begitu lama. Sampai akhirnya dewan juri memanggil 5 nomor untuk maju ke depan. Aku tak termasuk di dalamnya. Rasa pesimis merasuki kalbu, entah mengapa aku berpikir kalau yang akaj lolos adalah mereka yang dipanggil ke depan. Kemudian juri yang diwakili oleh Titi DJ berkata,

"Terimakasih buat semuanya, luar biasa sekali penampilannya sampai kami kesulitan untuk menentukan siapa yang berhak maju ke babak berikutnya. Namun bagaimanapun kami harus memutuskan. Kepada yang ada di barisan belakang..MAAF SEKALI...kalian harus tinggal lebih lama untuk mengikuti babak eliminasi esok hari. Dan buat yang di depan, terimakasih kalian sudah memberikan yang terbaik".

Puji Tuhan!! Aku dan 4 orang temanku yang berada di barisan belakang berteriak tanda syukur. Tak lupa mengucapkan perpisahan kepada 5 teman kami yang tidak lolos saat itu. Senaaaaaang sekali rasanya. Beban berat terasa terangkat saat itu juga. Aku dan 4 orang temanku bergerak ke pintu sebelah kiri panggung, dan Irgi, Host Indonesian Idol saat itu, langsung menginterview kami lengkap dengan sorot kamera. Kami berekspresi mengungkapkan rasa bahagia kami.

Ucapan selamat kembali bergulir di ruang tunggu. Baik dari teman-teman yang telah lolos seperti kami, maupun dari para peserta yang sedang menunggu giliran bernyanyi.

Sisa hari itu aku jalani dengan tenang karena telah lolos di hari pertama. Namun ada rasa cemas juga menanti audisi di hari esok.

Jam 12 malam, audisi hari pertama baru selesai, dengan menyisakan 70 orang. Kemudian panitia memberikan briefing untuk audisi keesokan harinya. Kami harus membentuk trio sendiri terpisah antara pria dan wanita. Saat itu aku mendapatkan ajakan untuk sekelompok trio bersama Ibnu dan Ofan.

Lagu wajib untuk trio pria adalah "Kala Cinta Menggoda" dan untuk trio wanita adalah "Warna Warna". Malam itu kami sudah cukup lelah. Sampai hotel jam 2 pagi. Aku, Ibnu, dan Ofan memutuskan mulai berlatih besok setelah sarapan.

Cukup melelahkan hari ini. Saatnya untuk beristirahat.

15 Februari 2010

Another "Penting Banget" Talk


Pada suatu sore yang temaram..


thya said: BUZZ!!!

thya said: sebel gueh sama si *****

ronald.silitonga: Kenape si *****?

thya said: hiiihhh, kan gue negur yaa di fb, apa kabar apa blablabla.Eeeehhh diana jawapnya *semacam* hiiyy udeh kelar nyuekinnya *apa itulah sumthin like that
ronald.silitonga: Ow..nampaknya dia menyimpan akar pahit dlm hatinya..hihihi

thya said: hiiyyy heran. Padahal udah smsan lebaran

ronald.silitonga: Aneh..dia amnesia kali bo

ronald.silitonga: Atau isomania (versi tati,tmn gw)

thya said: anemia (versi gue)

ronald.silitonga: Telkomania (versi RCTI)

thya said: makadamia (versi kacang)
ronald.silitonga: Akademia (versi AFI)

thya said: kakak mia (versi anak TK)

ronald.silitonga: Mamamia (versi indosiar)

thya said: talasemia (versi dokter)

ronald.silitonga: Indomia (versi mie instant)

thya said: klamidia (versi penyakit kelamin)
ronald.silitonga: Egidia (versi model)

thya said: kamidia (versi miss indonesia)

ronald.silitonga: Gondangdia (versi acara dangdut)

ronald.silitonga: kuissiapadia (versi aom kusman)

thya said: siapaberania (versi RCTI)

ronald.silitonga: Chronicles of narnia (versi pelem)

thya said: zakia zakia (versi ahmad albar)
ronald.silitonga: Akia-akia (versi suaminya ninia-ninia)


Lalu Thya telepon gw karena katanya dia ngakak abeees ampe keluar air mata gara2 "akia-ninia" gw,hihihi. Telepon selesai, namun jangan sedih, chatting masih berlanjut..


thya said: gardenia (versi perumahan)

thya said: =))

ronald.silitonga: Nia lavenia (versi model jaman beureto)

thya said: nania (versi idol)

thya said: udahyaaaa (versi gue)

thya said: mau halalbihalalia (versi lebaran)

ronald.silitonga: Ketik AFI spasi NIA (versi format SMS)

thya said: nia lavenia paling ultimate


thya said has signed out.


Obrolan "penting banget" itupun berakhir..


klik disini buat baca "Penting Banget Talk (Sushi Talk)"..

11 Februari 2010

Indah Sesaat



kau dekatiku kala ku tak mampu melihat warna dan indahnya cinta

kau mendekatku saat ku tak sanggup percaya kan arti cinta yang sejati

bukan ku tak mau mencinta, tapi dengar pintaku..


jangan katakan kau cinta padaku

jangan katakan kau sayang padaku

kau buatku melambung, melayang tinggi, ku takut terhempas


jangan katakan kau ingin diriku

jangan katakan kau rindu padaku

aku cuma tak ingin indah cinta hanya sesaat...


telah aku lihat beribu ucap rindu

pernah aku rasa berjuta palsu cinta

sungguh bukan itu yang mau aku dengar..yang aku minta..

10 Februari 2010

Idol, The Journey (part 8)


Di dalam bis aku duduk paling depan, tepat dibelakang pak sopir. Aku duduk bersama Firman Siagian. Tidak banyak yang kukenal, hanya beberapa orang, itupun karena kami pernah mengikuti beberapa audisi yang sama sebelumnya. Aku masih ingat, saat itu aku memakai t-shirt putih, celana santai panjang hitam, dan sandal jepit,hehe. Sementara teman-teman yang lain berdandan casual dan memakai sepatu. Aku berpikiran bahwa sesampainya di Jakarta kami akan langsung ke hotel, sehingga bila ada kegiatan lain aku bisa langsung berganti pakaian di hotel saja. Diperjalanan aku lebih banyak diam, paling ngobrol sekadarnya dengan Firman. Perjalanannya menyenangkan, teman-teman bernyanyi-nyanyi, ada juga yang seringkali mengeluarkan celetukan yang mampu membuat kami tertawa.

Karena macet, jam 12 siang kami baru sampai di Jakarta. Tak aku sangka ternyata bis langsung membawa kami ke Studio RCTI di Kebon Jeruk. Chaperon kami mengatakan bahwa kami akan melakukan beberapa kegiatan di studio RCTI sampai sore, dimulai dengan makan siang, lalu foto peserta perkota, VT dokumentasi dan konferensi pers. Ya..aku salah busana, aku harus segera berganti pakaian. Seluruh peserta turun, tinggal aku yang sengaja diam di dalam bis untuk berganti pakaian. Selesai berganti pakaian yang lebih pantas, aku menyusul teman-teman yang lain menuju studio. Selesai makan siang, kami langsung diboyong untuk foto rombongan perkota, dan dilanjutkan dengan VT. VT ini kami diminta menyebutkan nama, umur dan motivasi kami mengikuti Indonesian Idol di depan kamera untuk didokumentasikan. Aku berpikir apa ya yang akan kusebutkan tentang motivasiku, kalau motivasi hanya untuk mencari pengalaman tentunya sangat standard dan basi menurutku. setelah berpikir sejenak, aku menemukan ide gila tentang apa yang akan aku katakan nanti,hehe. Setelah menunggu antrian, akhirnya tiba juga giliranku. Begitu masuk ruang VT, kameramennya mengingatkan aku lagi : "Sebutkan nama, umur dan motivasi kamu mengikuti Indonesian Idol ini. Jangan yang standard ya motivasinya". Aku tersenyum mengiyakan.

"Nama saya Ronald, umur saya 24 tahun. Motivasi saya mengikuti Indonesian Idol karena saya adalah the next Indonesian Idol".

Ucapanku tadi disambut tepuk tangan kameramen dan beberapa orang crew disitu, "Gitu dong, bosen dari tadi denger motivasi cari pengalaman mulu!". Aku hanya bisa tertawa, karena sesungguhnya ucapanku tadi hanya bermodalkan nekat, aku tidak memiliki percaya diri setinggi itu. Kegiatan dilanjutkan dengan konferensi pers. Rombongan peserta perkota diperkenalkan oleh pihak RCTI kepada para wartawan yang sudah berkumpul di ruang konferensi pers. Bak selebriti rasanya menghadapi banyak kilau blitz kamera yang diarahkan pada kami. Khayalan melayang..seandainya aku menjadi finalis Indonesian Idol, blitz kamera tentunya bukanlah hal yang aneh. Khayalku terhenti ketika kutersadar oleh Chaperon yang menyuruh kami kembali ke dalam bis pertanda konferensi pers telah usai.

Kami dibawa ke Hotel Twin Plaza. Di lobby kami langsung dibagi kamar, satu kamar untuk 2 orang. Pembagian kamar berlangsung cukup lama, karena 150 peserta dibagi menjadi 75 kamar, itupun acak. Hari itu aku kebagian satu kamar dengan peserta dari Makassar yang aku lupa namanya. Setelah pembagian kunci kamar dan kami bertemu dengan teman sekamar kami masing-masing, kami belum diperbolehkan masuk kamar. Masih ada briefing untuk kegiatan babak eliminasi esoknya dan berlanjut dengan makan malam.

Jam 9 malam akhirnya kami bisa masuk kamar juga. Aku langsung mempersiapkan baju untuk esok hari, kemudian mandi. Berbincang-bincang sejenak dengan teman sekamarku, lalu kami pun tidur. Set alarm jam 5, karena karena jam 6 waktunya sarapan dan jam 7 harus sudah standby di lobby untuk mengikuti babak eliminasi di Theater Kautaman, TMII. Biasanya tidurku tak tenang bila akan mengikuti kegiatan menyenangkan sekaligus menegangkan seperti ini, namun saking lelahnya, aku bisa tidur nyenyak malam itu.

|..tangisan dan air mata..|

Idol, The Journey sebelumnya..
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7

07 Februari 2010

Tali Dasiku


Saat itu aku hendak ada pemotretan buat manajemen. Tema bajuku untuk pemotretan itu pokoknya aku harus memakai dasi kupu-kupu. Siang itu, setelah mencari-cari sana kemari aku berhasil mendapatkan sebuah dasi kupu-kupu berwarna hitam. Tanpa aku coba, aku pun membeli dasi kupu-kupu itu. Sesampainya di rumah aku mencoba dasi itu. Dan yang terjadi adalah leherku tercekik dengan begitu ketatnya karena talinya kependekan. Maksud hati ingin meminta bantuan Ibunda. Namun saat itu beliau sedang tidak ada di rumah, entah sedang belanja atau sedang arisan. Maka aku putuskan untuk meminta bantuan beliau nanti saja untuk memperpanjang tali dasiku itu. Malam pun tiba, akupun meminta bantuan ibunda untuk memperpanjang tali dasiku itu. Alih-alih mengambil benang, jarum, atau mencari kain, beliau malah sibuk mencari sesuatu dari lemarinya. Tadaaaa... beliau pun mengeluarkan sebongkah tali dari lemarinya. Tali itu mampu membuat dasiku lebih panjang, sekaligus mampu membuatku terpingkal-pingkal karena tercengang akan ide gilanya. Aku pun mencoba dasi kupu-kupuku dengan talinya yang baru itu dengan perasaan geli, namun terasa sangat pas di leher. Ibunda hanya berkomentar: "Tuh kan pas! Lagian nggak akan kelihatan kok talinya!" Dan tali itu adalah... TALI BEHA BEKAS!!!