23 Februari 2010

Idol, The Journey (Part 9)


Pagi itu setelah sarapan, kami berkumpul di lobby hotel untuk bersiap-siap pergi ke Teater Kautaman, TMII untuk mengikuti Babak Eliminasi hari 1. Jam 8 pagi kamipun berangkat. Tidak sampai 1 jam kami sampai. Kami langsung melakukan registrasi kembali di pintu masuk Teater Kautaman. Setiap peserta ditempeli stiker dengan nomer peserta di dadanya. Nomerku 1283, ya..1283. Dengan teratur kami memasuki holding room untuk menunggu audisi. Jam 11 seluruh peserta diminta masuk ke dalam Teater Kautaman untuk mengikuti briefing tentang bagaimana Babak Eliminasi hari pertama akan berlangsung. Setelah semua peserta duduk, panitia mulai memberikan briefing. Hari itu dari kurang lebih 150 peserta, hanya setengahnya saja yang akan lanjut ke babak berikutnya. Aku cukup tegang dibuatnya. Peserta akan dibagi ke dalam 15 kelompok yang masing-masing berisi 10 orang. Masing-masing peserta dari tiap kelompok akan membawakan lagu bebas secara acapella. Teknisnya adalah setiap peserta akan maju ke tanda bintang di tengah panggung. Peserta harus menyebutkan nama, nomor peserta, kota asal, dan judul lagu yang akan dibawakan. Setelah juri memberikan kode berhenti, peserta kembali ke posisi semula. Setelah kesepuluh peserta dari kelompok itu bernyanyi, dewan juri akan langsung mengumumkan siapa yang berhak untuk maju ke babak berikutnya. Peserta yang lolos akan bergerak ke pintu sebelah kiri panggung dan kembali menunggu di ruang tunggu beserta peserta yang menunggu untuk diaudisi. Sementara peserta yang tak lolos akan bergerak menuju pintu sebelah kanan panggung dan 'diasingkan' di ruangan lain. Suasana tegang semakin terasa di dalam teater itu.

Briefing telah selesai, dilanjutkan dengan makan siang. Jam 1 siang, babak eliminasi pun DIMULAI!!!
Aku masuk di kelompok tiga. Dan aku sudah sangat mantap untuk membawakan lagu I Care About You - Babyface. Saat itu kurang lebih pukul 4 sore dan tiba giliran kelompokku untuk diaudisi. Ketegangan semakin memuncak karena melihat ekspresi bahagia dari teman-teman yang telah diaudisi dan lolos ke babak berikutnya.
Kelompokku akhirnya tiba di panggung itu. Aku berada di urutan kelima di barisan kelompokku.
Tiba giliranku bernyanyi.

"Nama saya Ronald. Nomor peserta 1283. Saya dari Bandung dan akan membawakan I Care About You-nya Babyface."

Selesai sudah sepuluh peserta bernyanyi. Aku pribadi sangat sulit menentukan kira-kira siapa yang akan lolos ke babak berikutnya karena suara seluruh peserta yang sangat bagus.
Diskusi dewan juri berjalan cukup alot. Lima menit terasa begitu lama. Sampai akhirnya dewan juri memanggil 5 nomor untuk maju ke depan. Aku tak termasuk di dalamnya. Rasa pesimis merasuki kalbu, entah mengapa aku berpikir kalau yang akaj lolos adalah mereka yang dipanggil ke depan. Kemudian juri yang diwakili oleh Titi DJ berkata,

"Terimakasih buat semuanya, luar biasa sekali penampilannya sampai kami kesulitan untuk menentukan siapa yang berhak maju ke babak berikutnya. Namun bagaimanapun kami harus memutuskan. Kepada yang ada di barisan belakang..MAAF SEKALI...kalian harus tinggal lebih lama untuk mengikuti babak eliminasi esok hari. Dan buat yang di depan, terimakasih kalian sudah memberikan yang terbaik".

Puji Tuhan!! Aku dan 4 orang temanku yang berada di barisan belakang berteriak tanda syukur. Tak lupa mengucapkan perpisahan kepada 5 teman kami yang tidak lolos saat itu. Senaaaaaang sekali rasanya. Beban berat terasa terangkat saat itu juga. Aku dan 4 orang temanku bergerak ke pintu sebelah kiri panggung, dan Irgi, Host Indonesian Idol saat itu, langsung menginterview kami lengkap dengan sorot kamera. Kami berekspresi mengungkapkan rasa bahagia kami.

Ucapan selamat kembali bergulir di ruang tunggu. Baik dari teman-teman yang telah lolos seperti kami, maupun dari para peserta yang sedang menunggu giliran bernyanyi.

Sisa hari itu aku jalani dengan tenang karena telah lolos di hari pertama. Namun ada rasa cemas juga menanti audisi di hari esok.

Jam 12 malam, audisi hari pertama baru selesai, dengan menyisakan 70 orang. Kemudian panitia memberikan briefing untuk audisi keesokan harinya. Kami harus membentuk trio sendiri terpisah antara pria dan wanita. Saat itu aku mendapatkan ajakan untuk sekelompok trio bersama Ibnu dan Ofan.

Lagu wajib untuk trio pria adalah "Kala Cinta Menggoda" dan untuk trio wanita adalah "Warna Warna". Malam itu kami sudah cukup lelah. Sampai hotel jam 2 pagi. Aku, Ibnu, dan Ofan memutuskan mulai berlatih besok setelah sarapan.

Cukup melelahkan hari ini. Saatnya untuk beristirahat.

15 Februari 2010

Another "Penting Banget" Talk


Pada suatu sore yang temaram..


thya said: BUZZ!!!

thya said: sebel gueh sama si *****

ronald.silitonga: Kenape si *****?

thya said: hiiihhh, kan gue negur yaa di fb, apa kabar apa blablabla.Eeeehhh diana jawapnya *semacam* hiiyy udeh kelar nyuekinnya *apa itulah sumthin like that
ronald.silitonga: Ow..nampaknya dia menyimpan akar pahit dlm hatinya..hihihi

thya said: hiiyyy heran. Padahal udah smsan lebaran

ronald.silitonga: Aneh..dia amnesia kali bo

ronald.silitonga: Atau isomania (versi tati,tmn gw)

thya said: anemia (versi gue)

ronald.silitonga: Telkomania (versi RCTI)

thya said: makadamia (versi kacang)
ronald.silitonga: Akademia (versi AFI)

thya said: kakak mia (versi anak TK)

ronald.silitonga: Mamamia (versi indosiar)

thya said: talasemia (versi dokter)

ronald.silitonga: Indomia (versi mie instant)

thya said: klamidia (versi penyakit kelamin)
ronald.silitonga: Egidia (versi model)

thya said: kamidia (versi miss indonesia)

ronald.silitonga: Gondangdia (versi acara dangdut)

ronald.silitonga: kuissiapadia (versi aom kusman)

thya said: siapaberania (versi RCTI)

ronald.silitonga: Chronicles of narnia (versi pelem)

thya said: zakia zakia (versi ahmad albar)
ronald.silitonga: Akia-akia (versi suaminya ninia-ninia)


Lalu Thya telepon gw karena katanya dia ngakak abeees ampe keluar air mata gara2 "akia-ninia" gw,hihihi. Telepon selesai, namun jangan sedih, chatting masih berlanjut..


thya said: gardenia (versi perumahan)

thya said: =))

ronald.silitonga: Nia lavenia (versi model jaman beureto)

thya said: nania (versi idol)

thya said: udahyaaaa (versi gue)

thya said: mau halalbihalalia (versi lebaran)

ronald.silitonga: Ketik AFI spasi NIA (versi format SMS)

thya said: nia lavenia paling ultimate


thya said has signed out.


Obrolan "penting banget" itupun berakhir..


klik disini buat baca "Penting Banget Talk (Sushi Talk)"..

11 Februari 2010

Indah Sesaat



kau dekatiku kala ku tak mampu melihat warna dan indahnya cinta

kau mendekatku saat ku tak sanggup percaya kan arti cinta yang sejati

bukan ku tak mau mencinta, tapi dengar pintaku..


jangan katakan kau cinta padaku

jangan katakan kau sayang padaku

kau buatku melambung, melayang tinggi, ku takut terhempas


jangan katakan kau ingin diriku

jangan katakan kau rindu padaku

aku cuma tak ingin indah cinta hanya sesaat...


telah aku lihat beribu ucap rindu

pernah aku rasa berjuta palsu cinta

sungguh bukan itu yang mau aku dengar..yang aku minta..

10 Februari 2010

Idol, The Journey (part 8)


Di dalam bis aku duduk paling depan, tepat dibelakang pak sopir. Aku duduk bersama Firman Siagian. Tidak banyak yang kukenal, hanya beberapa orang, itupun karena kami pernah mengikuti beberapa audisi yang sama sebelumnya. Aku masih ingat, saat itu aku memakai t-shirt putih, celana santai panjang hitam, dan sandal jepit,hehe. Sementara teman-teman yang lain berdandan casual dan memakai sepatu. Aku berpikiran bahwa sesampainya di Jakarta kami akan langsung ke hotel, sehingga bila ada kegiatan lain aku bisa langsung berganti pakaian di hotel saja. Diperjalanan aku lebih banyak diam, paling ngobrol sekadarnya dengan Firman. Perjalanannya menyenangkan, teman-teman bernyanyi-nyanyi, ada juga yang seringkali mengeluarkan celetukan yang mampu membuat kami tertawa.

Karena macet, jam 12 siang kami baru sampai di Jakarta. Tak aku sangka ternyata bis langsung membawa kami ke Studio RCTI di Kebon Jeruk. Chaperon kami mengatakan bahwa kami akan melakukan beberapa kegiatan di studio RCTI sampai sore, dimulai dengan makan siang, lalu foto peserta perkota, VT dokumentasi dan konferensi pers. Ya..aku salah busana, aku harus segera berganti pakaian. Seluruh peserta turun, tinggal aku yang sengaja diam di dalam bis untuk berganti pakaian. Selesai berganti pakaian yang lebih pantas, aku menyusul teman-teman yang lain menuju studio. Selesai makan siang, kami langsung diboyong untuk foto rombongan perkota, dan dilanjutkan dengan VT. VT ini kami diminta menyebutkan nama, umur dan motivasi kami mengikuti Indonesian Idol di depan kamera untuk didokumentasikan. Aku berpikir apa ya yang akan kusebutkan tentang motivasiku, kalau motivasi hanya untuk mencari pengalaman tentunya sangat standard dan basi menurutku. setelah berpikir sejenak, aku menemukan ide gila tentang apa yang akan aku katakan nanti,hehe. Setelah menunggu antrian, akhirnya tiba juga giliranku. Begitu masuk ruang VT, kameramennya mengingatkan aku lagi : "Sebutkan nama, umur dan motivasi kamu mengikuti Indonesian Idol ini. Jangan yang standard ya motivasinya". Aku tersenyum mengiyakan.

"Nama saya Ronald, umur saya 24 tahun. Motivasi saya mengikuti Indonesian Idol karena saya adalah the next Indonesian Idol".

Ucapanku tadi disambut tepuk tangan kameramen dan beberapa orang crew disitu, "Gitu dong, bosen dari tadi denger motivasi cari pengalaman mulu!". Aku hanya bisa tertawa, karena sesungguhnya ucapanku tadi hanya bermodalkan nekat, aku tidak memiliki percaya diri setinggi itu. Kegiatan dilanjutkan dengan konferensi pers. Rombongan peserta perkota diperkenalkan oleh pihak RCTI kepada para wartawan yang sudah berkumpul di ruang konferensi pers. Bak selebriti rasanya menghadapi banyak kilau blitz kamera yang diarahkan pada kami. Khayalan melayang..seandainya aku menjadi finalis Indonesian Idol, blitz kamera tentunya bukanlah hal yang aneh. Khayalku terhenti ketika kutersadar oleh Chaperon yang menyuruh kami kembali ke dalam bis pertanda konferensi pers telah usai.

Kami dibawa ke Hotel Twin Plaza. Di lobby kami langsung dibagi kamar, satu kamar untuk 2 orang. Pembagian kamar berlangsung cukup lama, karena 150 peserta dibagi menjadi 75 kamar, itupun acak. Hari itu aku kebagian satu kamar dengan peserta dari Makassar yang aku lupa namanya. Setelah pembagian kunci kamar dan kami bertemu dengan teman sekamar kami masing-masing, kami belum diperbolehkan masuk kamar. Masih ada briefing untuk kegiatan babak eliminasi esoknya dan berlanjut dengan makan malam.

Jam 9 malam akhirnya kami bisa masuk kamar juga. Aku langsung mempersiapkan baju untuk esok hari, kemudian mandi. Berbincang-bincang sejenak dengan teman sekamarku, lalu kami pun tidur. Set alarm jam 5, karena karena jam 6 waktunya sarapan dan jam 7 harus sudah standby di lobby untuk mengikuti babak eliminasi di Theater Kautaman, TMII. Biasanya tidurku tak tenang bila akan mengikuti kegiatan menyenangkan sekaligus menegangkan seperti ini, namun saking lelahnya, aku bisa tidur nyenyak malam itu.

|..tangisan dan air mata..|

Idol, The Journey sebelumnya..
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7

07 Februari 2010

Tali Dasiku


Saat itu aku hendak ada pemotretan buat manajemen. Tema bajuku untuk pemotretan itu pokoknya aku harus memakai dasi kupu-kupu. Siang itu, setelah mencari-cari sana kemari aku berhasil mendapatkan sebuah dasi kupu-kupu berwarna hitam. Tanpa aku coba, aku pun membeli dasi kupu-kupu itu. Sesampainya di rumah aku mencoba dasi itu. Dan yang terjadi adalah leherku tercekik dengan begitu ketatnya karena talinya kependekan. Maksud hati ingin meminta bantuan Ibunda. Namun saat itu beliau sedang tidak ada di rumah, entah sedang belanja atau sedang arisan. Maka aku putuskan untuk meminta bantuan beliau nanti saja untuk memperpanjang tali dasiku itu. Malam pun tiba, akupun meminta bantuan ibunda untuk memperpanjang tali dasiku itu. Alih-alih mengambil benang, jarum, atau mencari kain, beliau malah sibuk mencari sesuatu dari lemarinya. Tadaaaa... beliau pun mengeluarkan sebongkah tali dari lemarinya. Tali itu mampu membuat dasiku lebih panjang, sekaligus mampu membuatku terpingkal-pingkal karena tercengang akan ide gilanya. Aku pun mencoba dasi kupu-kupuku dengan talinya yang baru itu dengan perasaan geli, namun terasa sangat pas di leher. Ibunda hanya berkomentar: "Tuh kan pas! Lagian nggak akan kelihatan kok talinya!" Dan tali itu adalah... TALI BEHA BEKAS!!!

04 Februari 2010

Dewi..oh, Dewi..

Thx to Facebook. Karena facebook gw bisa ketemu lagi ama sobat gw zaman SMP!! Namanya Dewi. Terakhir ketemu ama dia kayaknya 10 tahun lalu. Karena sibuk masing-masing sampe akhirnya kami kehilangan komunikasi. Ketemu di facebook lagi, kirim message, tukeran nomer hp, pin bb..ngobrol-ngobrol, lalu janjian ketemu deh!!
Sempet udah mau ketemu 4 bulan yang lalu, tapi batal gara-gara gw ada kerjaan mendadak. Sampai akhirnya, minggu lalu akhirnya kami ketemu juga. Pulang dari Jakarta naik travel. Nyampe travel di Bandung, Dewi jemput gw. Lalu kami bernostalgia di Kafe Halaman di senja yang dingin namun menjadi hangat dalam serunya obrolan kami mengenang masa lalu,hehe.

Ini yang namanya Dewi :)

Kami tampak serasi kan? :p

Kalo yang ini?? :D

25 Januari 2010

Sushi Talk


Gw baca status YMnya neng Thya :
"Menunggu waktu siaran jam 1"
Gw yg jam 12 siang itu sedang dalam keadaan lapar terbayang nikmatnya sushi..lalu terciptalah untaian percakapan 'penting banget' ini..

ronald.silitonga: Nungguin siyaran sambil nyushi enak nih kayaknya nih..

thya said: udah tadi pagi... nyushi baju

ronald.silitonga: Akyu jg td nyushi pirink

thya said: eh kamu jangan kaya kancil ya... suka nyushi!!

ronald.silitonga: Nyushi ketimus dongs..

thya said: eh eh merek tas kamu apa?? aku mah merknya nyushi!!

ronald.silitonga: Aku lupa merk apa, tapi tasku ada ttd-nya nyushi bing slametnya locchh..

thya said: aduuuh udah aaahhh... nyushiiiiing!!!!

ronald.silitonga: Kenapa? Gara2 nyushing kamu ilang satu ya di buah dada kamu?

thya said: ih kamu jorok!! eh eh gara2 tadi saur banyak minum, jadi kebelet nyushing deh sekarang!!

ronald.silitonga: Atau gara2 ada angin nyushing beliung?

thya said: eh kamu pernah nonton film india yang judulnya "kabi nyushi kabi gam" ngga?? rame kayaknya yah??

ronald.silitonga: Nggak pernah. Aku pernahnya nonton pelem india yg judulnya "nyushi-nyushi hotaheeyyyy"

thya said: itu mah aku pernah nontooonnn!! Adudududuh tapi kok nyushi ku sakit nih!! kurang vitamin C deehhh

ronald.silitonga: Cepet obatin dong, ntar bisa parah, kayak temen aku, nyushi rachmawati..

thya said: kamu gaul dehh.. eh aku kok tiba2 pengen makan pasta ya?? nyushili tapi maunyaa!!

ronald.silitonga: Hati2, di tempat makan pasta itu, di depannya ada bengkel..agak jorok gt! Banyak nyushi tersebar di jalan masuk..

thya said: Yaah tapi kan ga akan kecugak juga (kecugaaaaaaaaaaaaakkkk!!!)... ehem... eh jangan ganggu yaa, aku lagi sibuk... kalo bahasa inggrisnya mah i'm nyushi

ronald.silitonga: Ya udah deh, aku juga lg jalan2 menikmati pemandangan di sungai nyushi

thya said: yasudah kalau begitu... nanti kita ngobrol lagi... nyushi-nyushi di jalan yaa :))

Percakapan yang mampu menyushi otak pun berakhir..


klik disini untuk memasuki area kegilaan thya :p

23 Januari 2010

ANJING!!!


Aku lupa, yang jelas dulu aku masih SD, ketika sepupuku, Roni, memberi seekor bayi anjing Chow chow kepadaku, karena induknya melahirkan banyak anak. Warnanya cokelat keemasan, hidungnya masih berwarna pink pucat, usianya baru beberapa hari, bahkan anak anjing itu belum bisa melihat. Aku dan saudara-saudarakuku sayang sekali dengan anjing ini, seringkali jatah susu kami, kami berikan buat anjing ini. Lagi-lagi aku lupa, tapi entah kapan dan bagaimana caranya, abangku memberi nama anjing itu NYAI, yang merupakan panggilan buat perempuan sunda, panggilan tradisional pula. Kalau dipikir-pikir, alangkah noraknya nama itu. Tapi si anjing sudah kadung nempel dengan namanya, buktinya meski umurnya baru beberapa hari, dia akan memalingkan kepalanya ke arah suara bila kami memanggilnya dengan nama Nyai.
Waktu berjalan begitu cepat. Nyai telah berubah dari seekor bayi menjadi seekor gadis anjing (terdengar kasar ya?? tapi itulah kenyataannya, Nyai adalah seekor anjing!! hihihi). Panjang badannya sekitar 40 cm dan tingginya sekitar 25 cm. Bulunya seperti yang aku katakan tadi berwarna cokelat keemasan. Badannya cukup sintal dan padat ibarat Vicky Burki, hidung tentu saja pesek, nama juga anjing, kalau mancung malah tampak menyeramkan bukan?? Hehehe. Sayang, badannya yang OK itu tidak didukung dengan muka yang (maaf..) tampak seperti Omas Wati. Tak seperti manusia yang bila telah menjadi seorang gadis biasanya akan dikagumi karena pesonanya, Nyai justru disegani, bahkan ditakuti..oleh manusia bahkan oleh sesama hewan, terutama Ayam!! Gonggongannya yang cempreng dan unstoppable, juga hobbynya mengejar ayam-ayam tetangga demi kesenangan semata, disinyalir menjadi alasan kuat dia tidak dusukai di lingkungan rumahku. Nyai tidak mempunyai kandang, karena dia tidur di dalam rumah. Tempo-tempo tidur di sofa depan, tempo-tempo tidur di kursi makan, bahkan seringkali tidur di balik selimut bersamaku atau saudara-saudaraku. Tetanggaku yang kebetulan bernama Ceu Nyai, seringkali GR ketika kami memanggil-manggil anjing kami di luar.

Kami : NYAIIIIIIIII.....
Ceu Nyai : Aya naon?? (Ada Apa??)

Kami yang tak menyangka akan mendapat tanggapan dari Nyai versi manusia. Alhasil kami malah jadi kelabakan,hehehe.
Suatu hari ada saudaraku yang lain memberikan seekor anjing kampung, jantan, berwarna cokelat tua. Sebenarnya orang tua kami agak keberatan dengan tambahan anjing ini, tapi demi melihat muka memelas kami, akhirnya mereka membolehkan kami untuk menerima anjing baru itu di rumah kami. Abangku yang lagi-lagi tanpa kompromi memberikan nama untuk anjing pendatang baru itu. Dia menamai anjing jantan itu : MANGKULANGIT, tapi nama panggilannya DUDIT. Nama yang cukup spektakuler dan bombastis untuk seekor anjing menurutku. Tapi aku pun tak punya kekuasaan untuk mengusulkan nama lain, aku kan masih kecil dan polos, ohh.
Awalnya Nyai dan Dudit tampak bermusuhan, saling berjauhan, kalaupun berpapasan mereka tampak tak mengenal satu sama lain. Tapi itu hanya bertahan 1 hari saja. Hari-hari berikutnya keakraban mulai tampak. Mungkin mereka berpikir bahwa bermusuhan sangat tidak sesuai dengan perikeanjingan,hihihi. Duditpun yang awalnya masih takut-takut dengan kami, mulai mau mendekat dan bermanja-manja. Rupanya keakraban antara 2 anjing ini bukan sekadar pertemanan atau persahabatan, Dudit tega menghamili Nyai yang masih perawan..ohhh. Meskipun disinyalir Nyai yang selalu menggoda Dudit untuk berbuat anonoh terhadap dirinya. Tapi ya sudahlah ya, namanya juga binatang!! Hehehe. Singkat cerita perut Nyai semakin membesar, kami lebih memperhatikan asupan gizi untuknya, biar Nyai dan bayi-bayinya sehat. Hingga suatu malam tanpa kami ketahui, di bawah meja belajar abangku, beralaskan kain yang entah bagaimana caranya ada disitu, Nyai melahirkan 4 ekor bayi mungil yang sangat menggemaskan. Dudit mendampingi Nyai di dekatnya. Aku terkagum-kagum melihat bayi-bayi yang kecil itu, namun ketika aku hendak mendekat, Nyai marah dan memperlihatkan taringnya. Ibuku berkata, katanya biasanya anjing kalau sehabis melahirkan memang seperti itu, induknya seperti ketakutan kalau-kalau manusia akan mengambil anaknya. Alhasil kami hanya bisa melihat dari kejauhan saja, melihat Nyai menjilati anak-anaknya dari darah persalinannya agar bersih. Dengan hati-hati Ibuku mendekati Nyai, beliau hendak mengelilingi Nyai dan anak-anaknya dengan selimut bekas agar mereka hangat.
Esok paginya ketika aku bangun, aku tak sabar untuk melihat keluarga baru itu. Lucu sekali..dengan mata yang masih belum bisa melihat, keempat bayi anjing itu berebutan untuk menyusu ke induknya. Sementara Nyai tampak pasrah dan menikmati saat-saat menyusui bayi-bayinya itu. Oh pemandangan yang sungguh luar biasa. Hari itu Nyai sudah tampak lebih bersahabat. Kami sudah boleh mendekati dia dan bayi-bayinya. Hari-hari berikutnya, Ibuku sungguh telaten menjemur bayi-bayi anjing yang belum bernama itu. Tampaknya abangku kehilangan ide untuk memberi nama keempat bayi anjing itu. Hingga suatu hari, belum sampai seminggu, Orangtuaku memutuskan kalau kami tidak bisa memelihara keempat bayi anjing tersebut, karena akan sangat merepotkan. Kami tak rela, apalagi Nyai dan Dudit yang tampak sedih sekali ketika ketiga bayinya diambil oleh Orangtuaku. Aku menangis, begitu juga Nyai dan Dudit. Kesedihan tak bisa mereka sembunyikan. Sekilas aku bisa melihat air mata mereka yang tertahan.
Orangtuaku memberikan ketiga bayi anjing itu kepada teman-teman mereka. Aku berharap, bayi-bayi anjing itu akan dipelihara dengan baik. Bye Puppies...
Untunglah kesedihan Nyai dan Dudit tidak berlangsung lama, beberapa hari kemudian mereka sudah kembali ceria bersama their only son yang akhirnya abangku beri nama si GONDRONG, hanya karena buntutnya yang gondrong dan menyerupai kipas,hehehe. Gondrong tumbuh menjadi anjing pejantan yang unik. Tinggi badannya diantara Nyai yang pendek dan Dudit yang tinggi. Begitulah kalau anjing Chow chow kain dengan anjing kampung,hehehe.
Setahun berlalu, Dudit semakin tua, dan suatu hari dia mati. Aku dan saudara-saudaraku menangis, terlebih Nyai dan Gondrong. Orangtuaku memasukkan Dudit kedalam karung, mengikatnya, lalu membuangnya ke sungai yang tak jauh dari rumah kami.
Waktu berlalu, kami mulai dapat melupakan kematian Dudit. Suatu hari kami dikejutkan dengan Nyai yang hamil lagi!! Dan siapa lagi pelakunya kalau bukan Gondrong, anaknya sendiri. Aku kaget dan shocked, setahuku kan perkawinan sedarah dilarang, apalagi ini antara ibu dan anak. Tapi Ibuku menjawab dengan entengnya, "Ya gapapa, namanya juga binatang". Ohhhhh gitu toh..
Dari hasil hubungan ibu dan anak itu lahirlah 2 bayi anjing yang segera abangku beri nama si BULE untuk bayi betina, dan si COKELAT untuk bayi jantan. Kali ini kami dibolehkan oleh orangtuaku untuk memelihara kedua bayi baru ini. Meskipun ketika Bule dan Cokelat beranjak dewasa dan mulai pecicilan bolak-balik masuk-keluar rumah, orangtuaku sering protes, katanya, "Ini rumah apa kebun binatang sih??!!", hihihi..
Namun di balik itu anjing-anjingku termasuk anjing yang pintar. bila sudah makan siang dan makan malam, tinggal kita keluarkan mereka untuk bermain ke lapangan, maka mereka akan sekalian pup juga,hehehe. Kalau malam hari, mereka akan pup atau pipis di kamar mandi, maka jangan heran bila pagi hari di kamar mandi telah hadir beberapa onggokan dan genangan air berwarna kuning yang berbau amis, ouchhh..jadi laper deh, hihihi..
Satu persatu anjing kami mati. Dimulai dari Cokelat, Bule, lalu Gondrong dan ditutup dengan kematian Nyai. Mereka telah lama pergi, tapi kami tetap mengingat mereka. Percaya atau tidak, mereka, terutama Nyai dan Gondrong masih sering menghiasi mimpi-mimpiku. Bahkan aku terdorong menulis tentang mereka karena beberapa hari yang lalu mereka masih menghiasi tidurku. Terdengar horror?? Hehehe, biasa aja lagi. Anjing-anjingku..luv u :)

Naik Darah!!


Baru kejadian..

Mbak X: Gw kenal nih orang ini..namanya si Z, dulu dia sering gw pake buat nyanyi jingle di kantor. Tapi karena lama-lama mulai ngelunjak, bikin gw emosi dan NAIK DAUN..

Tiba-tiba gw pengen banget jadi terkenal :D

*kalau pengen baca blognya Mbak X ini, klik aja disini..

20 Januari 2010

29


18.01.81 - 18.01.10
Happy Birthday to me :)

02 Januari 2010

Nu Year's Eve @ Kempinski

Foto duluan ah, mumpung masih sepi :p


Before Mama Uthe on Stage :)