12 Februari 2009

Idol, The Journey (part 7)


Hidupku berlanjut. Bekerja di Rumah sakit sebagai Kasir. Masa kerjaku tak sampai 2 bulan lagi karena kontrak kerjaku akan segera berakhir. Hari-hari itu aku isi sambil mempersiapkan diriku untuk mengikuti Babak Eliminasi di Jakarta nanti. Babak yang akan dipenuhi oleh kurang lebih 150 orang terbaik dari 5 kota besar di Indonesia. Terkadang aku tidak percaya kalau aku menjadi bagian dari orang-orang itu. Senang..Bangga.
Beberapa kali pihak Fremantle sebagai Production House dari Indonesian Idol menelponku. Tentang keberangkatanku, persiapan lagu-lagu untuk Babak Eliminasi nanti, sampai ke masalah pakaian yang sebaiknya aku pakai ketika audisi nanti. Ada beberapa corak pakaian yang harus aku hindari karena akan tampak flicker di TV. Babak Eliminasi akan memakan waktu 1 minggu. Aku sudah meminta izin dan Bossku dengan senang hati memberikan cuti buatku. Bagaimanapun apa yang telah aku raih sejauh ini cukup membuat beliau bangga juga.
Tayangan audisi tiap kota audisi Indonesian Idol mulai ditayangkan di RCTI. Jumat jam 8 malam.Aku masih ingat, Jumat itu aku harus bekerja malam di Rumah Sakit, dan saat itu Bandung menjadi kota pertama yang disiarkan liputan audisinya. Hatiku tak menentu. Aku harus berkonsentrasi bekerja, namun tak sabar juga melihat video audisi dan liputan tentang aku akan ditayangkan di RCTI. Untungnya di ruang tempatku bekerja ada TV, jadi aku bisa bekerja sambil menonton TV. Remote TV aku pegang, waktu sudah menunjukkan pukul 8 kurang. Channel RCTI sudah terpasang. Tak boleh ada satu orangpun yang memindahkannya,hehehe. Detik terasa lambat berjalan. Hingga akhirnya tiba juga waktu yang kunanti. Tayangan audisi Indonesian Idol kota Bandung disiarkan juga. Saat itu pasien di UGD sepi, sehingga para perawat bisa ikut menonton juga bersamaku. Entahlah, namun ada rasa malu juga ketika akhirnya tayangan tentang aku muncul di TV. Decak kagum, canda dan banyak komentar muncul dari para suster dan teman-teman kerjaku. Mukaku memerah,hehehe. Senang rasanya mendapatkan dukungan dari orang-orang di tempat aku bekerja. Beberapa telepon dan SMS masuk ke handphoneku merespon tayangan tentang aku tadi, aku semakin tidak berkonsentrasi untuk bekerja,hehehe. Tapi aku harus mengembalikan konsentrasiku, aku tidak mau pekerjaanku berantakan hanya karena tayangan tadi.
Hari Senin aku sudah harus berangkat ke Jakarta. Audisinya sendiri baru dimulai pada hari Selasa, namun ada beberapa hal yang harus kami kerjakan pada hari Senin. Hari minggu, dibantu oleh Mama, aku mempersiapkan pakaian dan semua keperluanku selama audisi nanti. Aku mempersiapkan baju untuk 3 hari audisi. Walaupun bisa saja di hari pertama audisi aku gugur dan langsung dipulangkan ke Bandung. Namun panitia menyuruhku untuk mempersiapkan pakaian untuk 3 hari audisi. Ya, semoga saja aku bisa lolos dari 3 hari audisi ini, Amin. Besok jam 7 pagi aku beserta 29 peserta wakil Bandung harus berkumpul di Hotel Sukajadi untuk bersama-sama berangkat ke Jakarta. Setelah selesai packing, pukul 10 malam aku tidur. Lebih tepatnya berusaha untuk tidur. Mata ini terpejam,namun hati ini tak tenang. Pikiranku melayang-layang, tak sabar menanti hari esok yang penuh harapan. Entah setelah berapa lama, akhirnya aku tertidur. Pulas.
Aku tersentak oleh bunyi alarm yang membangunkan aku. Sudah pukul 5 pagi. Aku berdoa, membereskan tempat tidurku dan segera mandi. Kedua orangtuaku sudah bangun juga rupanya. Bapak menonton berita pagi di TV, sementara Mama mempersiapkan sarapan untukku. Sehabis mandi dan memastikan tidak ada yang tertinggal, kami duduk bersama dan berdoa. Mohon pimpinan Tuhan buat langkah yang akan aku ambil. Aku tidak berani meminta untuk terus lolos pada Tuhan, aku hanya minta Tuhan berikan yang terbaik untukku. Doa selesai, aku pun pergi bersama kedua orang tuaku. Taxi agak sulit dicari pagi itu, kamipun memutuskan untuk naik angkot ke Hotel Sukajadi. Angkot yang kami naiki kurang nyaman, sopirnya ugal-ugalan. Sampai ketika kami tiba di perempatan dago, sopir angkot yang kami naiki menerobos lampu merah dan nyaris bertabrakan dengan kendaraan lain. Aku dan kedua orang tuaku terlempar ke sisi lain mobil. Kelingking kiriku keseleo akibat menahan badanku sendiri. Orangtuaku memarahi si sopir yang dari tadi memang ugal-ugalan dalam mengendarai angkotnya. Kelingkingku berdenyut sakit. Apakah ini suatu pertanda?? Mudah-mudahan bukan pertanda buruk. Pukul 7 kurang kami telah tiba di Hotel Sukajadi, sudah banyak perserta yang berkumpul. Banyak yang mengenaliku,mungkin karena tayangan tentang audisiku baru ditayangkan hari Jumat kemarin. Setelah semua peserta berkumpul, tiba saatnya untuk kami pergi. Setelah berdoa bersama, kamipun berpamitan kepada orangtua masing-masing. Sampai jumpa Mama, Bapak..doakan aku. Jakarta..here i come..

|..tak akan ada..|

0 Comments:

Post a Comment